PLN Operasikan PLTS Terapung 561 kWp di Semarang, Terbesar di RI

ANTARA/HO-PLN
PLN resmikan pengoperasian PLTS terapung di kawasan Tambak Lorok, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Penulis: Happy Fajrian
9/4/2023, 09.10 WIB

PT PLN (Persero) mengoperasikan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung terbesar di Indonesia dengan kapasitas 561 kilowatt peak (kWp) di kawasan Tambak Lorok, Kota Semarang. Ini merupakan instalasi PLTS terapung terbesar di Indonesia, yang akan meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT).

PLTS terapung yang dioperasikan melalui anak usaha PLN, PLN Indonesia Power (PLN IP), tersebut merupakan bagian dari pembangunan PLTS dengan total keseluruhan sebesar 920 kWp di beberapa gedung kompleks Pembangkit Listrik Gas dan Uap (PLTGU) PLN IP Semarang Power Generation Unit (PGU).

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan pembangunan PLTS terapung itu merupakan wujud komitmen PLN bersama anak usahanya dalam upaya mendorong program transisi energi, mengurangi dampak perubahan iklim, dan mencapai net zero emission (NZE) 2060.

“Dalam upaya menuju NZE 2060, PLN telah melakukan beberapa inisiatif, seperti tidak lagi membuat kontrak baru pembangunan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara. Sebagai gantinya, PLN mulai membangun pembangkit listrik berbasis EBT. Strategi besarnya adalah shifting away, dari pembangkit berbahan fosil menjadi pembangkit EBT,” kata Darmawan dikutip Minggu (9/4).

Senada dengan Darmawan, Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengungkapkan pembangunan PLTS itu merupakan komitmen PLN IP bersama anak usahanya, PT Indo Tenaga Hijau dalam mewujudkan transisi energi di Indonesia.

Pembangunan PLTS tersebut juga bagian dari upaya optimalisasi lahan potensial yang diintegrasikan dengan renewable energy generation.

“PLTS Apung ini dibangun di atas water pond seluas 1 hektare dengan waktu pembangunan 8 bulan. Pada tahun pertama, PLTS ini akan memproduksi listrik ramah lingkungan sebesar 1,4 juta kWh/tahun dan berkontribusi menurunkan emisi gas CO2 hingga sebesar 1.304 ton/tahun,” ujarnya.

PLN, kata Edwin, memiliki program-program inisiatif transisi energi yang mengkonsolidasi dukungan berbagai pihak, baik entitas bisnis maupun lembaga pendanaan yang didukung pemerintah untuk mencapai NZE 2060.

“Hal ini merupakan wujud inovasi yang kami lakukan guna mendukung penyediaan energi bersih di Indonesia dan mencapai NZE pada 2060,” kata dia.

Pemerintah memperkirakan potensi PLTS terapung di Indonesia mencapai 28.197,6 megawatt (MW). Potensi tersebut berasal dari 211 waduk sebesar 6.348,1 MW dan 164 danau mencapai 21.849,5 MW.

PLTS terapung akan makin optimal ketika ditempatkan di wilayah pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Nantinya, listrik dapat diisi dengan PLTS terapung ketika siang hari. Saat beban PLTS terapung mencapai puncaknya pada sore hari, listrik dapat diisi menggunakan PLTA.

Pemerintah menghitung potensi PLTS terapung yang dapat dikembangkan di 28 lokasi PLTA mencapai 12.055,8 MW. Rinciannya, PLTS terapung di 24 waduk mampu menghasilkan 3.068,6 MW, sedangkan di empat danau sebesar 8.987,2 MW.

Reporter: Antara