Komitmen PT Pertamina Patra Niaga (PPN) mempermudah akses energi menjadi salah satu bahasan di sela Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim PBB atau Conference of the Parties (COP) 28 di Dubai, Uni Emirat Arab.
Pada diskusi bertajuk “Towards Building Climate Change Resilience for Small-Scale Fisheries and Coastal Communities in Indonesia” di Paviliun Oceans Solution, perseroan menjelaskan pemenuhan kebutuhan bahan bakar untuk masyarakat di kawasan pesisir.
“Kami mendukung (sektor) perikanan di Indonesia dengan menyediakan energi yang mudah diakses dan terjangkau,” kata Direktur Utama PPN Riva Siahaan, ditulis Minggu (17/12).
PPN mendapat mandat untuk mengelola sistem penyediaan energi bagi nelayan. Strategi utama perseroan adalah menyediakan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) di berbagai daerah, termasuk di kawasan yang sulit dijangkau.
Saat ini ada 400 SPBUN yang tersebar di 33 provinsi. Pada tahun 2025 mendatang, SPBUN akan diperbanyak hingga berjumlah 700 stasiun.
Agar harga bahan bakar minyak (BBM) dapat dijangkau oleh nelayan, PPN menyalurkan bahan bakar bersubsidi dan memberikan harga diskon tetap. Nelayan pun bisa mengurangi biaya bahan bakar hingga 30 persen.
Riva menambahkan, pihaknya juga mendukung pencapaian target emisi nol bersih pada 2060. Upaya dekarbonisasi kelautan ini dilakukan dengan mendistribusikan converter kit yang memungkinkan kapal menggunakan liquified petroleum gas (LPG) 3 kilogram.
Gas bumi yang dicairkan ini memiliki beberapa kelebihan, di antaranya lebih murah dan emisinya pun lebih rendah dibanding BBM. “Pemerintah bersama Pertamina mencoba mengubah penggunaan bahan bakar minyak menjadi LPG untuk energi lebih bersih,” kata Riva.
Tak hanya itu, PPN juga mendorong penjualan biofuel untuk alternatif energi nelayan dan masyarakat pesisir. Adapun campuran biofuel saat ini adalah B35. Sebanyak 2,5 juta kiloliter biofuel telah terjual. Angka ini mampu mereduksi 1,9 juta tCO2eq emisi.
PPN melakukan berbagai strategi untuk keberlanjutan sektor perikanan. Menurut Riva, badan usaha milik negara harus mendukung nelayan sebagai salah satu aktor pembangunan ekonomi. Converter kit merupakan salah satu cara yang bisa mewujudkan keberlanjutan di sektor ini.
“Konversi dari sumber energi minyak menjadi gas adalah upaya yang diharapkan tidak hanya mendapat nilai ekonomi, tapi juga tanggung jawab lingkungan,” ujar Riva.