PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan pemerintah meresmikan Kantor Bersama Transisi Energi atau Indonesia Energy Transition Implementation Joint Office di Jalan Tirtayasa IX No. 1, Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Tempat tersebut akan menjadi kantor bersama bagi kementerian atau lembaga lainnya untuk membahas transisi energi di Indonesia.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, banyak sekali stakeholders yang masuk ke dalam kebijakan transisi energi seperti Pemerintah meliputi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Kementerian Keuangan, dan Badan Usaha seperti PT PLN (Persero).
"Tadinya banyak stakeholder transisi energi yang dikelola. Sekarang dengan adanya Satgas Transisi Energi dan juga Rumah Bersama, maka Indonesia lebih kompak melakukan transisi energi," ujarnya pada acara peresmian Kantor Bersama Transisi Energi, di Jakarta, Rabu (17/1/2024).
Menurut Darmawan, transisi energi terdiri dari banyak aspek. PLN lebih banyak melaksanakan aspek teknis. Namun, ada juga aspek kebijakan, komersial, dan pembiayaan.
Kantor bersama tersebut juga akan rutin menyelenggarakan diskusi yang diikuti seluruh stakeholder. Darmawan berharap, hal itu dapat mengurai masalah dalam transisi energi
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin mengatakan isu transisi energi merupakan isu nasional dan komitmen bersama. Menurut dia, banyak tantangan dalam menghadapi transisi energi di Indonesia.
Rachmat berharap, pendirian kantor bersama tersebut akan menjadi momentum yang baik untuk menyatukan komitmen transisi energi di Tanah Air.
"Karena dari sini ini niatnya adalah untuk menyatukan berbagai hal yang kita perlukan untuk melaksanakan transisi energi," ujarnya.
Berdasarkan laporan Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA) bertajuk Renewable Energy Statistics 2023, Tiongkok menjadi negara dengan kapasitas energi terbarukan atau EBT terbesar di dunia pada 2022.
Tercatat, Negeri Tirai Bambu memiliki pembangkit listrik EBT dengan kapasitas mencapai 1,16 juta megawatt (MW) pada tahun lalu. Jumlah ini setara 34,31% dari total kapasitas energi terbarukan global yang mencapai 3,38 juta MW pada 2022.
Sementara Indonesia belum masuik 10 besar negara =dengan kapasitas energi terbarukan terbesar di dunia pada 2022.