Menkeu AS Ingatkan Cina Dampak Negatif Subsidi Industri Energi Bersih

Antara
Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen menyebut subsidi Cina untuk industri energi bersih menyebabkan produk negara itu membanjiri pasar AS dan negara-negara lain.
Penulis: Hari Widowati
28/3/2024, 14.10 WIB

Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen berniat memperingatkan Cina mengenai dampak negatif dari subsidi Beijing untuk industri-industri energi bersih, termasuk panel-panel surya dan kendaraan-kendaraan listrik. Yellen dijadwalkan berkunjung ke Cina pada April mendatang.

"Saya berniat untuk berbicara dengan Cina mengenai kelebihan kapasitas di beberapa industri ini. Saya akan memastikan mereka memahami dampak yang tidak diinginkan dari subsidi ini, yang membanjiri pasar dengan barang-barang murah, tidak hanya di AS tetapi juga pada banyak sekutu terdekat kami," ujar Yellen kepada MSNBC, dalam sebuah wawancara langsung, Rabu (27/3).

Yellen berkunjung ke negara bagian Georgia untuk mengunjungi pabrik pembuatan sel surya Suniva, yang ditutup pada tahun 2017 karena persaingan dengan panel surya bersubsidi yang lebih murah dari Tiongkok.

Reuters melaporkan, pabrik ini sekarang dibuka kembali untuk mengantisipasi permintaan yang meningkat. Industri energi bersih AS akan mendapatkan kredit pajak dalam Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA) 2022 senilai ratusan miliar dolar.

Pada Rabu (27/3), Suniva dan Heliene dari Kanada mengumumkan kesepakatan tiga tahun senilai US$400 juta (Rp 6,32 triliun). Mereka akan bekerja sama dalam produksi panel surya lengkap buatan AS yang dapat dipasang di proyek-proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Pasokan yang stabil dari panel-panel yang diproduksi di AS akan memungkinkan para pengembang proyek tenaga surya mengklaim bonus kredit sebesar 10% selain kredit pajak 30% dari biaya fasilitas energi terbarukan.

Yellen mengatakan, ia akan menyuarakan keprihatinannya karena Cina memproduksi panel surya, mobil listrik, dan baterai lithium-ion secara berlebihan. Ia menuding Cina menggunakan cara yang sama seperti mereka membangun terlalu banyak kapasitas untuk memproduksi baja dan aluminium, sehingga mendistorsi pasar global dan merugikan lapangan kerja di negara-negara industri dan berkembang lainnya.

AS Khawatir Kelebihan Kapasitas Industri Cina Merusak Ekonomi Global 

Politico melaporkan bahwa Yellen akan berkunjung ke Cina pada April mendatang. Namun, Departemen Keuangan AS menolak untuk mengonfirmasi rencana perjalanannya.

"Saya akan menyampaikan keyakinan saya bahwa kelebihan kapasitas menimbulkan risiko tidak hanya bagi para pekerja, perusahaan-perusahaan AS, dan ekonomi global, tetapi juga terhadap produktivitas dan pertumbuhan ekonomi Cina, seperti yang diakui oleh Cina sendiri dalam Kongres Rakyat Nasional bulan ini," kata Yellen.

Ia juga akan mendesak para pembuat kebijakan di Cina untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi masalah ini.

Kelebihan kapasitas industri di Cina merupakan sumber kekhawatiran yang semakin meningkat bagi para pejabat pemerintahan Joe Biden karena ekspornya melonjak di tengah lemahnya permintaan di dalam negeri. Sementara itu, para pembuat kebijakan di negara Xi Jinping itu menjanjikan lebih banyak dukungan untuk sektor-sektor strategis yang penting.

Pada saat yang sama, AS menggelontorkan ratusan miliar dolar insentif pajak untuk energi bersih. Insentif ini akan menarik investasi yang dapat membangun kendaraan listrik yang layak dan sektor energi alternatif, serta mengurangi ketergantungan pada Cina untuk komponen penting seperti baterai.

Yellen menyoroti pabrik Suniva sebagai contoh agenda ekonomi pemerintahan Biden untuk menurunkan biaya energi untuk konsumsi Amerika dan mendorong pertumbuhan industri strategis.

Yellen mengatakan kepada para wartawan bahwa AS telah menganjurkan penyeimbangan kembali ekonomi Tiongkok menuju lebih banyak belanja konsumen. Namun, ia tidak siap untuk mendiskusikan potensi pembalasan dari AS dan sekutunya terhadap kebijakan-kebijakan Tiongkok.

"Kami melihat kekhawatiran yang sama di Eropa. Namun, saya tidak ingin membahas soal pembalasan," kata Yellen. Menurutnya, pemerintah AS ingin melakukan hal-hal yang lebih konstruktif untuk membangun industri energi bersih di dalam negeri.