Pengusaha Hashim Djojohadikusumo mengaku berminat untuk menanamkan modal atau ikut berinvestasi di proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan atau Kayan Cascade, di Bulungan, Kalimantan Utara. Lewat proyek ini, Hashim membidik potensi energi baru terbarukan (EBT) yang memiliki masa depan cerah.
Saat ditemui di agenda syukuran pembangunan bendungan Kayan Cascade, adik Presiden Terpilih Prabowo Subianto itu mengaku sudah lama tertarik ingin berinvestasi di bidang energi baru terbarukan, seperti yang pernah dilakukannya di Kalimantan Timur.
Pemilik grup Arsari ini mengaku menyampaikan minatnya kepada Prabowo untuk masuk ke dalam megaproyek yang bakal menelan investasi US$17,8 miliar (Rp 284,7 triliun) tersebut. Ia juga menyebut Prabowo mendukung rencana tersebut.
Hashim melihat potensi energi baru terbarukan sangat besar. "Di Kalimantan Timur itu kami membuat biofuel (biomassa) dari kayu sisa," kata Hashim, seperti dilansir Antara, Kamis (30/5).
Gubernur Kalimantan Utara Zainal A Paliwang menyambut baik rencana Hashim untuk masuk ke proyek PLTA Kayan Cascade. "Pasti investasi itu akan berdampak kepada masyarakat, berdampak kepada pertumbuhan ekonomi," ujar Zainal, pada Kamis (30/5).
PLTA Terbesar di Asia Tenggara
PLTA Kayan Cascade akan menjadi PLTA terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas 9.000 Megawatt (MW). PLTA tersebut akan memasok listrik di Kalimantan, termasuk untuk kebutuhan energi di Ibu Kota Nusantara (IKN) Kalimantan Timur.
PLTA Sungai Kayan atau Kayan Cascade akan dibangun di bendungan yang membendung arus Sungai Kayan di Bulungan, Kalimantan Utara. Proyek ini akan menjadi ikon sumber energi hijau yang dimiliki oleh Kaltara dan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca.
Pembangunan bendungan Kayan ini dibagi dalam lima tahap pengerjaan. Direktur Utama PT Kayan Hydro Energy (KHE) Andrew Sebastian Suryali mengatakan, saat ini proses menggali dan menimbun dalam pembangunan bendungan tahap I sudah selesai dikerjakan.
Begitu juga dengan pengerjaan jalan Sungai Pangean sepanjang 5-7 km. Pembangunan PLTA Sungai Kayan akan dilanjutkan dengan pembangunan konstruksi infrastruktur pendukung bendungan pertama. Pembangunan tahap I diperkirakan menelan biaya US$2 miliar (Rp 32 triliun) dan ditargetkan rampung pada 2027.
"Sebelum proyek bendungan ini dibangun, prasarana dan sarana harus diselesaikan. Sungai ini harus dialihkan terlebih dahulu karena bendungan berada di antara dua sungai sehingga harus dibendung dulu di dua sisi dan dialirkan ke sungai sementara," kata Andrew. Setelah aliran sungai kering, bendungan dapat dibangun.
Gubernur Zainal mengatakan pembangunan PLTA Kayan meningkatkan perekonomian Kaltara dan menyerap sekitar 6.000 tenaga kerja lokal. Ia juga meminta para pengusaha tetap memperhatikan dampak lingkungan dari proyek-proyek yang mereka bangun. "Perusahaan-perusahaan yang ada di sini harus memperhatikan lingkungan dan memperhatikan masyarakat sekitarnya," kata Zainal.