Ferrari akan meluncurkan mobil listrik tahun depan dengan harga lebih dari 500.000 euro atau sekitar Rp 8,8 miliar (kurs Rp 17,581.9 per euro). Merek mobil asal Italia, yang terkenal dengan mesin bensinnya yang menderu-deru, bersiap membuka pabrik yang akan membuat model mobil listrik tersebut.
Nilai jual tinggi yang direncanakan menunjukkan keyakinan mereka bahwa pengemudi kelas atas siap untuk rencana tersebut. Keyakinan itu bahkan terjadi ketika pesaing di pasar mulai mengurangi produksi kendaraan listrik (EV) mereka akibat melemahnya permintaan.
Harga mobil itu tidak termasuk fitur dan sentuhan pribadi yang biasanya menambah 15-20% dari nilai jualnya.
Di segmen yang kurang eksklusif, Porsche, telah mengeluarkan mobil listrik dengan harga mulai dari sekitar 100.000 euro.
Ketika dikonfirmasi, Ferrari tidak menanggapi permintaan komentar mengenai harga EV pertamanya, atau pabrik barunya yang akan diresmikan di kampung halamannya di Maranello, Italia utara, pada pekan ini.
Pembangunan pabrik adalah langkah berani bagi perusahaan tersebut, yang mengirimkan kurang dari 14.000 mobil tahun lalu.
"Pembangunan pabrik tersebut pada akhirnya akan memungkinkan kapasitas produksi meningkat menjadi sekitar 20.000 unit," kata sumber tersebut, yang berbicara tanpa menyebut nama, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (19/6).
Eksklusivitas mendasari cap merek tersebut, dan juga harganya yang tinggi, sehingga setiap peningkatan produksi mempunyai risiko.
Namun, Ferrari telah menunjukkan dengan SUV Purosangu yang diluncurkan pada 2022, bahwa mereka dapat mencapai kesuksesan melampaui mobil sport tradisional dua kursi dan grand tourer.
“Ada peningkatan permintaan terhadap Ferrari, dan mereka memiliki ruang untuk memenuhi sebagian dari permintaan tersebut tanpa mengorbankan eksklusivitasnya,” kata Fabio Caldato, manajer portofolio di AcomeA SGR, yang memegang saham Ferrari.
Daftar tunggu untuk beberapa model bisa mencapai dua tahun. Berada dalam daftar tunggu merupakan simbol status, kata Caldato, seraya mencatat adanya peningkatan calon pelanggan kaya di pasar negara berkembang, seperti India dan Timur Tengah.
Model Mobil Listrik Kedua
Pembangunan pabrik baru di Maranello akan memberi Ferrari jalur perakitan kendaraan tambahan.Pabri ini akan memproduksi mobil berbahan bakar bensin, hibrida, serta kendaraan listrik baru. Selain itu, pabrik akan memproduksi komponen untuk hibrida dan kendaraan listrik.
"Ini akan beroperasi penuh dalam tiga hingga empat bulan", kata sumber itu.
Sumber tersebut juga mengatakan jika model kendaraan listrik kedua sedang dikembangkan. Namun, prosesnya masih dalam tahap awal, dan perusahaan mungkin tidak ingin meningkatkan produksi keseluruhan menjadi 20.000 kendaraan per tahun, setidaknya dalam jangka pendek.
CEO Ferrari, Benedetto Vigna, mengatakan kepada pemegang saham Ferrari pada April lalu bahwa pabrik canggih ini akan menjamin fleksibilitas dan kapasitas teknis yang melebihi kebutuhan mereka di tahun-tahun mendatang.
Setiap peningkatan produksi akan disertai dengan peningkatan model, karena Ferrari akan tetap berpegang pada kebijakannya untuk menjaga produksi model apa pun dalam batas tertentu.
Saingannya, Lamborghini, berencana untuk mulai menjual model EV pertamanya pada tahun 2028. CEO Lamborghini, Stephan Winkelmann, mengatakan bahwa lebih penting memiliki produk yang tepat daripada menjadi yang pertama.
Analis Mediobanca Andrea Balloni mengatakan dia memperkirakan mobil listrik baru Ferrari akan memiliki label harga yang tinggi untuk membantu menjaga margin, mengimbangi pengembangan teknologi listrik sepenuhnya dan lebih banyak suku cadang yang bersumber dari eksternal.
“Saya memperkirakan EV baru ini akan menjadi model khusus, yang menyumbang lebih dari 10% penjualan tahunan,” kata Balloni, seraya menambahkan bahwa klien inti Ferrari masih lebih menyukai model berbahan bakar bensin.