Uni Eropa akan menekan negara-negara lain pada KTT iklim COP29 tahun ini untuk menindaklanjuti janji mereka beralih dari bahan bakar fosil. Hal itu tercantum dalam dokumen rancangan posisi negosiasi blok negara-negara eropa tersebut.
Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim atau Conference of Parties (COP) 29 akan berlangsung di Azerbaijan pada November tahun ini. COP 29 dijadwalkan akan berfokus pada keuangan.
Konferensi akan menekan ekonomi besar seperti Uni Eropa yang terdiri dari 27 negara agar setuju berkomitmen mengeluarkan lebih banyak dana untuk membantu negara-negara miskin mengatasi perubahan iklim.
Dikutip dari Reuters, Senin (15/7), Uni Eropa berharap dapat mencapai kesepakatan di COP29 mengenai target baru global untuk pendanaan iklim.
Selain itu, Uni Eropa juga berharap agar negara-negara yang tergabung dalam COP dapat meningkatkan upayanya dalam mengurangi emisi dengan beralih dari bahan bakar fosil. Hal itu sesuai kesepakatan pada COP 28 di Dubai.
Dalam naskah tersebut menyatakan, semua negara seharusnya dapat mengembangkan komitmen iklim nasional baru agar dapat menyesuaikan target 1,5 derajat Celsius dan tujuan transisi energi yang disepakati pada perhelatan tahun sebelumnya. Hal itu khususnya beralih dari bahan bakar fosil dan dibarengi dengan meningkatkan kapasitas energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi energi tahunan menjadi dua kali lipat pada 2030.
Uni Eropa juga berharap agar negara-negara yang tergabung dalam COP dapat menyerahkan komitmen iklim nasional yang baru ke PBB sebelum awal 2025.
Menurut International Monetary Fund (IMF), nilai subsidi bahan bakar fosil secara global mencapai US$7 triliun pada 2022.
Nilai itu mencakup subsidi bensin, solar, minyak tanah, dan komoditas minyak bumi lainnya; gas bumi termasuk LPG; batu bara; serta subsidi listrik berbasis energi fosil di 168 negara. Berikut 10 negara dengan subsidi bahan bakar fosil terbesar, seperti tertera dalam grafik.
Liputan khusus COP 29 Azerbaijan ini didukung oleh: