Liputan Khusus | Katadata SAFE 2024

Empat Tokoh Raih Katadata Green Innovator Awards

Katadata/Fauza Syahputra
Head of Executive Board Koalisi Ekonomi Membumi Gita Syahrani dan Pemimpin Pesantren Hidayatullah Pemaluan IKN Basri menerima Katadata Green Innovator Awards, di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Rabu (7/8) malam.
Penulis: Hari Widowati
8/8/2024, 07.49 WIB

Empat tokoh yang memberikan kontribusi nyata terhadap pengelolaan hutan dan lahan serta energi berkelanjutan meraih Katadata Green Innovator Awards. CEO Katadata Metta Dharmasaputra mengatakan penghargaan ini adalah penghargaan baru yang diumumkan dalam rangkaian event Katadata Sustainability Action for The Future Economy (SAFE) 2024 yang berlangsung pada 7-8 Agustus 2024.

"Saya sebutkan dulu ini penghargaan yang baru diberikan pada tahun ini, yaitu Katadata Green Innovator Awards. Katadata Green Innovator Awards merupakan penghargaan yang diberikan Katadata Green kepada para inovator yang memberikan dampak dan kontribusi nyata bagi implementasi sustainability dan ekonomi hijau di Indonesia," kata Metta dalam sambutannya, di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Rabu (7/8) malam.

Pada tahun pertama ini, Katadata Green Innovator Awards akan diberikan kepada dua kategori, yakni untuk para inovator di bidang hutan dan lahan serta energi berkelanjutan. Berikut ini daftar penerima Katadata Green Innovator Awards:


Kategori Hutan dan Lahan
1. Gita Syahrani, Head of Executive Board Koalisi Ekonomi Membumi
Gita melakukan inovasi dengan menjembatani pemerintah, industri, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta lembaga keuangan dalam aksi lestari di Indonesia dengan model ekonomi restoratif. Pada 2017-2023 Gita menjadi Kepala Sekretariat LTKL, asosiasi pemerintah kabupaten untuk pembangunan berkelanjutan. Sejak Maret 2023 menjadi Head of Executive Board Koalisi Ekonomi Membumi. Gita juga terpilih mendapatkan Climate Breaktrough 2023, yaitu penghargaan yang diberikan kepada individu yang konsisten memberikan inspirasi untuk beraksi demi melindungi bumi.

2. Basri, Pimpinan Pesantren Hidayatullah Pemaluan, Ibu Kota Nusantara
Basri bersama pengurus lainnya menyediakan lahan di area pesantren untuk ditanami pohon endemik Kalimantan dan buah-buahan untuk terlibat menjadi pelopor penghijauan atau sustainable forest city di IKN. Lahan yang digunakan merupakan tanah wakaf untuk pelestarian alam dan kesejahteraan sosial. Program ini bekerja sama dengan Sabuk Hijau Nusantara.

Kategori Energi Berkelanjutan
1. Dr. Sri Wahyuni, SE, MP, CEO PT Swen Inovasi Transfer
Sri Wahyuni melakukan inovasi pengembangan reaktor biogas berbahan dasar fiberglass yang memberikan akses kepada rumah tangga di perdesaan untuk mendapatkan bahan bakar alternatif. Inovasi yang dilakukan sudah dimanfaatkan di 35 provinsi di Indonesia.

2. Wynn Nathaniel Wijaya, CEO dan Founder Weston Energy
Wynn melakukan inovasi dengan memberikan akses listrik panel surya arus searah kepada masyarakat di pelosok perdesaan. Inovasi ini diterapkan di desa adat di Bekasi, Desa Metawai Maringgu di Sumba, dan ekosistem huntara di Palu. Dengan inovasi tersebut, masyarakat bisa melakukan aktivitas ekonomi hingga malam hari.

"Terima kasih buat Katadata atas Katadata Green Innovator Awards ini. Penghargaan ini bukan untuk aku tetapi mewakili kerja teman-teman di organisasi pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat sipil, dan teman-teman muda, terutama untuk mendorong sistem ekonomi di Indonesia dengan tetap menjaga lingkungan sehingga masyarakatnya sejahtera," ujar Gita Syahrani usai menerima penghargaan tersebut, Rabu (7/8).

Ia mengungkapkan di bawah Koalisi Ekonomi Membumi saat ini ada 34 organisasi. Ia berharap penghargaan ini menjadi doa untuk mendorong ekonomi alternatif di Indonesia, yang bukan hanya berkutat di ekonomi ekstraktif dan monokultur yang konvensional.

"Kita punya keanekaragaman hayati yang begitu besar dan bisa dikelola secara bertanggung jawab pada akhirnya rantai kita itu bisa keren karena lestari, ramah lingkungan, ramah sosial, tapi juga cuan," ujarnya.

Ia berharap pada 2026 akan ada 100 entitas bisnis pertama yang mendorong bioekonomi dan ekonomi berbasis alam. Khususnya, di komoditas-komoditas yang saat ini belum menjadi prioritas tetapi potensinya besar sekali, seperti kopi, kakao, kelapa, hasil hutan bukan kayu, aquaculture, bambu, dan jasa ekosistem.

Reporter: Fitria Nurhayati