Indonesia akan segera memiliki proyek amonia hijau hybrid pertama di dunia yang akan dimulai pada Agustus 2024. Proyek tersebut mendapat hibah dari pemerintah Jepang sebesar US$ 25 juta atau sekitar Rp 385,6 miliar.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan proyek tersebut dijalankan Pupuk Indonesia bekerja sama dengan dua korporasi Jepang.
“Untuk proyek amonia Pupuk Iskandar Muda ini (anak usaha Pupuk Indonesia), pemerintah Jepang akan memberikan bantuan sekitar 25 juta USD dalam bentuk grant (hibah),” ujar Airlangga dalam keterangan, Senin (26/8).
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, mengatakan investasi dalam proyek zero emission sangat menarik bagi pasar internasional.
“Karena memang mereka diberikan insentif, dan bahkan mereka bisa memberikan yield yang sangat jauh lebih rendah apabila itu energi hijau baru terbarukan. Jadi sebetulnya memang kita harus aktif, karena kita memiliki potensi yang sangat besar,” ujarnya.
Proyek ini merupakan hasil dari perjanjian kerja sama pengembangan/Joint Development Agreement (JDA) yang bertajuk Green Ammonia Initiative from Aceh (Project GAIA), antara Pupuk Indonesia, ITOCHU Corporation, dan Toyo Engineering pada acara AZEC.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi mengatakan proyek ini akan mengembangkan amonia menjadi bahan bakar kapal.
“Proyek ini sangat unik karena merupakan yang pertama di dunia. Amonia yang digunakan akan diproduksi sebagai green ammonia, memanfaatkan fasilitas produksi milik Pupuk Indonesia Grup yang ada di Aceh,” ujarnya.
Clean amonia atau amonia bersih menjadi sangat penting dalam usaha menuju dekarbonisasi industri karena bisa menjadi salah satu sumber energi bersih baru yang menjanjikan di masa depan.
Clean ammonia terdiri dari blue dan green ammonia (amonia biru dan amonia hijau), yang memiliki jejak karbon yang lebih rendah. Bahkan amonia hijau tidak menghasilkan emisi karbon dalam prosesnya sama sekali.
Kerja sama untuk mengembangkan proyek ammonia hijau hybrid pertama di dunia ini menjadi langkah nyata dalam mendorong kemajuan transisi energi bersih.
Dalam kerja sama ini, Pupuk Indonesia akan memproduksi amonia hijau menggunakan pabrik amonia yang teknologi prosesnya dirancang dan dibangun oleh TOYO pada tahun 2000-an lalu. Amonia hijau ini kemudian akan dipasok kepada ITOCHU sebagai bahan baku marine fuel, sehingga membentuk sebuah value chain yang komprehensif.