Pertamina Butuh Tambahan Investasi Rp 30 T untuk Produksi BBM Rendah Sulfur

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, bersama sejumlah jajarannya mengecek proyek kilang Balikpapan, Sabtu (8/1/2022).
10/9/2024, 17.55 WIB

PT Pertamina (Persero) membutuhkan tambahan investasi setidaknya US$ 2 miliar atau setara dengan Rp 30 triliun untuk memperbanyak kilang yang mampu memproduksi bahan bakar minyak (BBM) dengan standar EURO4. Bahan bakar tersebut memiliki kandungan sulfur rendah sehingga lebih minim emisi.

Senior Vice President (SVP) of Business Development PT Pertamina (Persero), Wisnu Medan Santoso, mengaku tidak mudah untuk merealisaikan peningkatan kualitas bahan bakar minyak (BBM) yang ada di Indonesia menjadi rendah sulfur. 

Maka dari itu, Pertamina saat ini masih menunggu pemerintah menyelesaikan revisis Peraturan Presiden (Perpres) nomor 191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak. Pertamina sebagai BUMN harusnya mendapatkan kompensasi dari pemerintah akan penambahan biaya produksi yang akan diemban oleh perusahaan bila melakukan peningkatan kualitas BBM.

"Kami sedang menunggu pemerintah adanya revisi perpres terkait penyaluran BBM karena kami sebagai BUMN harus mendapatkan kompensasi terkait penambahan cost tadi. Memang ujungnya berujung pada siapa yang harus membayar," ujar Wisnu dalam acara Energizing Tomorrow: Menjawab Tantangan Transformasi Energi Menuju Net Zero Emission, Jakarta, Selasa (10/9).

BBM Standar Euro 5

Wisnu mengatakan, Pertamina juga telah investasi US$5 miliar atau Rp 30 triliun untuk Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan yang memproduksi BBM kualitas Euro 5. Proyek tersebut ditargetkan rampung 2025.

Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut Kilang Balikpapan akan bisa memproduksi BBM Euro 5 setelah proyek ekspansi Refinery Development Master Plan atau RDMP selesai. “Kita mula-mula nyicil sediakan Euro 5, di September 2025,” kata Arifin saat ditemui Katadata.co.id dalam kunjungan kerja di Kalimantan Timur pada Minggu (11/8).

Arifin menyebut, September 2025 merupakan waktu proyek RDMP Kilang Balikpapan nantinya akan beroperasi penuh, dan bisa menghasilkan BBM dengan kualitas Euro 5. Sedangkan untuk penentuan harga BBM ini akan mengacu pada formula yang sudah ada.

“Nanti kami akan ikuti indeks harga minyak mentah atau crude. Jadi mudah-mudahan harga minyak mentah tidak naik,” ujarnya.

Kementerian ESDM menyatakan, salah satu tujuan utama dari proyek RDMP ini adalah meningkatkan kapasitas pengolahan kilang dari 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari.

Reporter: Djati Waluyo