PT PLN Energi Primer Indonesi menyebut kebutuhan bahan baku biomassa untuk menggantikan batu bara sebagai bahan baku pembangkit listrik tenaga uap atau co-firing sepanjang tahun ini mencapai 6,6 juta ton. PLN EPI memastikan seluruh kebutuhan tersebut mampu dipenuhi.
Sekretaris Perusahaan PLN EPI Mamit Setiawan mengatakan, pihaknya telah memasok bahan baku biomassa mencapai lebih dari 3 juta ton untuk PLTU yang dimiliki PLN hingga pertengahan tahun ini. "Persediaan pasokan hingga Desember 2024 mencapai 3,6 juta ton," ujar Mamit saat dikonfirmasi Katdata, Jumat (27/9).
Mamit menjelaskan, bahan baku biomassa yang digunakan PLN EPI berasal dari wilayah sekitar PLTU yang sudah melakukan co-firing. Biomassa yang digunakan untuk co-firing berasal dari beragam jenis, mencakup serbuk gergaji, sekam padi, cangkang kelapa sawit, hingga tandan kosong kelapa sawit.
Mayoritas biomassa yang digunakan untuk co-firing PLTU berasal dari limbah, seperti serbuk kayu atau wood chips. Mitra EPI memanfaatkan limbah serbuk kayu dari penanaman kembali atau replanting pohon karet.
"Kayu karet yang punya nilai jual misalnya ke industri kayu, akan dijual ke industri karena pertimbangan harga. Sisanya barulah diolah jadi biomassa," ujarnya.
Ekosistem Biomasa
PLN EPI meresmikan program Pengembangan Ekosistem Biomassa Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Pertanian Terpadu di Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya pada Kamis (26/9). Inisiatif ini merupakan upaya PLN Group untuk mengurangi emisi karbon melalui pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar co-firing PLTU.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan, program juga ini merupakan salah satu upaya PLN dalam mendorong pemberdayaan masyarakat lokal melalui pengelolaan lahan kritis untuk penanaman tanaman energi multifungsi, seperti Indigofera. Tanaman tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar biomassa sekaligus pakan ternak.
"Dengan melibatkan masyarakat dalam setiap tahapannya, program ini juga mendukung ketahanan energi nasional dan pencapaian target energi bersih," ujar Darmawan melalui keterangan tertulis, Kamis (26/9).
Darmawan mengatakan, PLN terus berupaya memastikan keberlanjutan pasokan biomassa melalui kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan. Sehingga program ini tidak hanya meningkatkan ketahanan energi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.
"Melalui pengembangan ekosistem biomassa ini, PLN tidak hanya berkontribusi pada pengurangan emisi karbon, tetapi juga membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal melalui ekonomi kerakyatan dan peningkatan pendapatan dari hasil pertanian terpadu," ucap Darmawan.
Hingga saat ini, PLN telah sukses menerapkan co-firing pada 46 PLTU. Melalui program pengembangan ekosistem biomassa yang dilakukan, PLN juga berhasil melibatkan 250 ribu masyarakat dan sukses memanfaatkan 3 juta ton biomassa sehingga mampu menurunkan emisi sebesar 3,2 juta ton CO2e.
"Dengan kolaborasi dari berbagai pihak, kami yakin capaian positif tersebut akan terus bertambah," kata Darmawan.