Geo Dipa Energi Bakal Tambah 7 Unit PLTP Lagi di Gunung Patuha Bandung

ANTARA FOTO/ANIS EFIZUDIN
Sejumlah pekerja beraktivitas di area instalasi sumur Geothermal atau panas bumi milik PT Geo Dipa Energi kawasan dataran tinggi Dieng Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (10/10/2018).
9/11/2024, 13.15 WIB

PT Geo Dipa Energi, berencana menambah tujuh unit Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Gunung Patuha, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, untuk memenuhi kontrak perjanjian jual beli listrik (PJBL) dengan PT PLN (Persero) sebesar 400 Megawatt (MW). General Manager PT Geo Dipa Unit Patuha, Ruly Husnie Ridwan, mengatakan perjanjian tersebut merencanakan pembangunan delapan PLTP dan saat ini baru beroperasi satu unit.

Sementara PLTP Patuha unit 2 akan beroperasi pada 2027. Selanjutnya, PLTP unit ketiga diprediksi akan terpasang pada tahun 2032

 "Kami berharap beberapa unit selanjutnya akan terbangun dalam 10 tahun ke depan," ujar Ruly saat ditemui di Pers Tour dengan Kementerian Keuangan di Bandung, Jumat (8/11). 

Dia mengatakan, enam unit PLTP akan memiliki kapasitas 55 MW, sementara dua lainnya 35 MW.  PLTP 1 dan 2 memiliki total kapasitas 110 MW.

"Jadi unit 1 sampai unit 6 itu masing-masing 55 MW. Unit 7 dan 8 sebesar 35 MW. Total 400 MW," ujarnya. 

 Pembangunan PLTP Patuha 2 menggunakan dana pinjaman Asian Development Bank (ADB) senilai US$ 300 juta atau setara dengan Rp 4,6 triliun. Dana tersebut bukan hanya untuk pembangunan PLTP Patuha 2 tetapi juga untuk PLTP Dieng 2.

Selain pinjaman ADB, Ruly mengatakan pembangunan PLTP Patuha 2 Geo Dipa Energi didanai oleh consignment Clean Technology Fund (CTF).  "Pinjamannya dengan bunga yang sangat ringan. Jadi kalau ADB bunga pinjamannya di 0,5 persen, kalau CTF itu mungkin lebih ringan lagi," ujarnya. 

Pasokan listrik yang dihasilkan PLTP Patuha 2 akan sepenuhnya dibeli oleh PT PLN (Persero) dan masuk ke dalam jaringan interkoneksi Jawa, Madura, dan Bali (Jamali). 

Dia mengatakan, arif listrik yang dihasilkan PLTP Patuha sebesar US$ 7 sen per kilowatt hour (KWh) atau lebih murah jika dibandingkan dengan sumber listrik yang berasal dari energi baru terbarukan lainya yang berada pada kisaran US$ 9-10 sen per KWh. 

Reporter: Djati Waluyo