Luhut Jajaki Kerja Sama Rehabilitasi Mangrove dengan Uni Emirat Arab
Pemerintah sedang menjajaki beberapa kerja sama dengan Uni Emirat Arab (UEA). Salah satunya, rehabilitasi hutan bakau atau mangrove di Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan perbaikan kawasan hutan bakau bakal seluas 620 ribu hektare. Pada tahun ini rencana realisasinya adalah 150 ribu hektare. “Sebagian akan bekerja sama dengan Uni Emirat Arab," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (5/3).
Menteri Energi dan Industri Uni Emirat Arab Suhail Mohamed Faran Al Mazrouei mengatakan pembicaraan kerja sama rehabilitasi itu cukup penting. Proyek ini akan berkontribusi positif pada pengurangan emisi karbon dioksida dunia. "Dan akan membantu mencegah perubahan iklim," ujarnya.
Kerja sama Indonesia dan Uni Emirat Arab yang kedua adalah di bidang ekonomi kreatif. Ketiga, pengaturan teknis untuk Konferensi Ekonomi Kreatif Dunia.
Keempat, penandatanganan kerja sama antara DP World dan PT Maspion. Kedua perusahaan akan membangun pelabuhan peti kemas internasional di Kawasan Industri Gresik, Jawa Timur.
Luhut menyebut, nilai proyek tersebut mencapai sekitar US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 17,2 trilin. Harapannya, pelabuhan itu dapat menurunkan biaya logistik hingga puluhan persen.
Kelima, kesepakatan World Logistic Passport Agreement. Keenam, kerja sama antara PT Pindad (Persero) dan Caracal di bidang pertahanan.
Ketujuh, tindak lanjut kerja sama Pertamina dengan Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) dalam pembangunan Kilang Balongan dan elpiji. Kedelapan, Lulu Lease Agreement.
Kesembilan penandatangan letter of intent (LOI) antara Uni Emirat Arab dengan Gubernur Aceh Nova Iriansyah untuk pengelolaan beberapa pulau sebagai tempat wisata.
Rehabilitasi Hutan Bakau
Pada Rabu lalu, Luhut juga melaksanakan kegiatan penanaman mangrove di Desa Tanjung Pasir, Tangerang Banten. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara kick off rehabilitasi hutan bakau di 2021.
Luhut mengatakan luas hutan bakau Indonesia mencapai 3,31 juta hektare. Angka itu sekitar 20% dari luas mangrove dunia. Namun, seluas 600 ribu hektare saat ini teridentifikasi kritis.
Target rehabilitasinya per tahun adalah 150 ribu hektare. "Penanaman mangrove ini menandakan mulai hari ini kita semua harus bergerak cepat untuk mengejar target rehabilitasi mangrove tahun ini,” ujar Luhut dikutip dari laman Kemenko Marves.
Hutan bakau memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, terutama melindungi dari dampak perubahan iklim. Potensi penyimpanan karbonnya besar. Selain itu, keberadaanya dapat menahan ombak besar karena angin kencang dan tsunami.
Kawasan mangrove juga dapat dinanfaatkan melalui pengembangan ekowisata. Produknya pun dapat diolah untuk konsumsi ataupun dijual sehingga dapat menambah pendapatan masyarakat.
Kelebihan mangrove lainnya adalah kemampuannya untuk menyerap dan menyimpan karbon empat kali lebih besar dari hutan tropis lainnya. Aplagi hutan di Indonesia termasuk mangrove yang mampu menyimpan karbon sekitar 75% dari rata-rata simpanan karbon dunia. "Itu bisa kita perjualbelikan untuk meningkatkan pendapatan negara, asalkan mangrove dijaga dengan baik” ujarnya.