Kerugian Ekonomi Akibat Perubahan Iklim Bisa Capai Rp 544 Triliun

ANTARA FOTO/Rahmad/rwa.
Sejumlah warga berjalan menembus banjir yang melanda Kota Lhoksukon, Aceh Utara, Aceh, Senin (3/1/2022). Banjir merupakan salah satu bencana yang paling banyak disebabkan oleh perubahan iklim.
6/1/2022, 12.35 WIB

Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya mendorong skenario pembangunan yang lebih berkelanjutan, yang tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan, namun juga pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Bappenas mendorong enam strategi besar menuju transformasi ekonomi Indonesia, salah satunya ekonomi hijau dan rendah karbon. 

Medrilzam menjelaskan, ekonomi hijau merupakan model pembangunan yang menyinergikan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas lingkungan.

Melalui implementasi yang tepat, ekonomi hijau menyediakan alat atau tools yang dibutuhkan untuk mentransformasi aktivitas ekonomi menjadi lebih ramah lingkungan dan inklusif.

"Harapannya, ekonomi hijau ini dapat mendorong peluang kerja baru dalam konteks green job dan peluang baru dalam green investment," katanya.

 Sementara itu, Bappenas juga menyiapkan lima strategi utama pembangunan rendah karbon untuk memenuhi target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Lima strategi tersebut yakni, penanganan limbah dan ekonomi sirkular, pengembangan industri hijau, pembangunan energi berkelanjutan, rendah karbon laut dan pesisir, serta pemulihan lahan berkelanjutan.

Ia menyebut, penerapan ekonomi sirkular dapat berkontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Ekonomi Sirkular dapat meningkatkan PDB pada kisaran Rp 593 - Rp 638 triliun pada 2030. Selain itu, terdapat penciptaan 4,4 juta lapangan kerja hijau baru.

"Dan tentu saja karena sirkular, bisa mengurangi timbulan limbah sebesar 18-52% dibandingkan bussiness as usual pada 2030 mendatang," katanya.

 

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi