Credit Agricole, emiten bank terbesar kedua di Prancis, mengatakan mereka akan berhenti membiayai proyek-proyek ekstraksi bahan bakar fosil. Credit Agricole mempublikasikan eksposur mereka ke sektor tersebut sebagai bagian dari target iklim mereka yang baru.
Pengumuman ini menyusul kesepakatan yang dicapai pada KTT iklim COP28 di antara perwakilan dari hampir 200 negara, yang setuju untuk mulai mengurangi konsumsi bahan bakar fosil global untuk mencegah dampak terburuk dari perubahan iklim.
Bank asal Prancis ini mengatakan bahwa mereka akan melipatgandakan pembiayaan tahunan mereka untuk proyek-proyek energi terbarukan pada tahun 2030 menjadi 3 miliar euro (US$3,27 miliar). Angka tersebut naik tiga kali lipat dari 1 miliar euro saat ini.
Credit Agricole juga mengatakan bahwa mereka akan meningkatkan 80% eksposur unit bank investasinya untuk energi rendah karbon antara tahun 2020 dan 2025, dengan tujuan mencapai 13,3 miliar euro.
Perusahaan menambahkan bahwa terkait pembiayaan perusahaan-perusahaan energi, mereka tidak akan membiayai perusahaan-perusahaan produsen independen yang didedikasikan secara eksklusif untuk eksplorasi atau produksi minyak dan gas.
"Dalam konteks darurat iklim, kita perlu memperkuat komitmen kita terhadap langkah-langkah yang mendukung transformasi masyarakat," kata Kepala Eksekutif Philippe Brassac, seperti dikutip dari Reuters.
Pada Mei lalu, raksasa perbankan Prancis, BNP Paribas, mengatakan bahwa mereka akan berhenti mendanai proyek-proyek ladang gas alam baru. Pernyataan ini menjadi respons atas kritik yang terus-menerus dari para aktivis yang menyebut mereka gagal dalam hal perlindungan iklim.
Menurut laporan media Prancis, LeMonde, BNP juga mengumumkan bahwa mereka tidak lagi menyediakan pembiayaan yang didedikasikan untuk pengembangan ladang minyak baru. Meski demikian, BNP tidak akan menahan uang dari perusahaan-perusahaan yang membuka ladang-ladang minyak baru selama uangnya tidak digunakan secara langsung untuk tujuan tersebut.
Sebagai bagian dari rencana jangka panjang yang membentang hingga tahun 2030, BNP secara bertahap menghentikan pembiayaan kepada perusahaan-perusahaan eksplorasi dan produksi minyak yang tidak terdiversifikasi. Langkah-langkah ini berkontribusi pada tujuan BNP yang lebih luas untuk mengurangi investasinya dalam eksplorasi dan produksi minyak hingga 80% pada akhir dekade ini.
Dengan memperhatikan target nol karbon di tahun 2050 dari Badan Energi Internasional (IEA), bank ini mengumumkan tujuan baru untuk investasinya di bidang produksi baja, aluminium, dan semen.
BNP bertujuan untuk mengurangi apa yang disebut intensitas emisi, yakni jumlah karbondioksida (CO2) yang dipancarkan untuk membuat setiap ton produk akhir. Emisi dari pembiayaan industri baja akan dikurangi menjadi 25%, aluminium 10%, dan semen 24% pada tahun 2030, dibandingkan dengan tingkat tahun 2022, atau 2021 untuk semen.