Google.org mengucurkan dana US$ 13 juta atau setara dengan Rp 200 miliar demi menciptakan FireSat atau konstelasi satelit untuk mendeteksi dan melacak kebakaran hutan dengan waktu yang cepat. Dalam meluncurkan FireSat, Google bekerjasama dengan dua organisasi lainya yaitu Earth Fire Alliance dan Moore Foundation.
Climate & Energy Research Lead Google, Christopher Van Arsdale, mengatakan inisiatif ini dilakukan untuk membantu negara-negara di dunia dalam mempercepat penanganan kebakaran hutan. Pasalnya saat ini, petugas pemadam kebakaran hutan hanya mengandalkan citra satelit dengan kualitas resolusi yang rendah dan diperbarui hanya dalam beberapa kali sehari.
"Dengan FireSat, pihak berwenang akan memiliki citra resolusi tinggi yang diperbarui secara global setiap 20 menit yang membantu mereka merespons kebakaran sebelum menjadi lebih luas," ujar Christopher dalam agenda Rountable dengan Media melalui daring, Kamis (12/9).
Christoper mengatakan, FireSat akan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk membandingkan setiap area seluas 5x5 meter dengan citra sebelumnya. Teknologi ini juga menggabungkan berbagai faktor lainya untuk mendeteksi kebakaran.
"Muon Space berencana meluncurkan satelit pertama pada awal 2025, dengan konstelasi penuh akan mengikuti dalam beberapa tahun ke depan," ujarnya.
Setelah diluncurkan, dia mengatakan, FireSat akan menyediakan informasi dengan waktu singkat mengenai lokasi, ukuran, dan intensitas kebakaran tahap awal sehingga petugas pemadam kebakaran dan responden darurat dapat merespons dengan cepat dan efektif. Selain mendukung upaya tanggap darurat, data FireSat dapat digunakan untuk membuat catatan sejarah global tentang penyebaran kebakaran.
"Membantu ilmuwan untuk lebih memahami perilaku dan penyebaran kebakaran hutan," ucapnya.