World Intellectual Property Organization (WIPO) telah menetapkan 26 April sebagai Hari Kekayaan Intelektual Sedunia. Tujuannya adalah, untuk meningkatkan kesadaran tentang bagaimana paten, hak cipta, merek dagang dan desain pada kehidupan sehari-hari.
Selain itu, Hari Kekayaan Intelektual Sedunia juga ditetapkan untuk untuk merayakan kreativitas, dan kontribusi yang dibuat oleh pencipta dan inovator, untuk pengembangan masyarakat di seluruh dunia.
Setiap tahun sejak 2001 WIPO mencanangkan Hari Kekayaan Intelektual Sedunia dengan berbagai tema. Tahun ini, WIPO mengambil tema "Intelectual Property and Youth: Innovating for a Better Future".
Tema ini menjadi wujud pengakuan dunia internasional terhadap potensi besar kaum muda untuk menemukan solusi baru, dan lebih baik yang mendukung transisi ke masa depan yang berkelanjutan.
Intelectual Property and Youth: Innovating for a Better Future
Mengutip www.wipo.int, tema pemuda dipilih oleh WIPO karena organisasi ini melihat kaum muda secara global tengah melangkah ke tantangan inovasi. Selain itu energi dan kecerdikan, rasa ingin tahu dan kreativitas generasi muda diyakini mampu mengarahkan jalan menuju masa depan yang lebih baik.
WIPO menilai kaum muda memiliki sumber kecerdikan dan kreativitas yang luar biasa, namun sebagian besar belum dimanfaatkan. Perspektif segar, energi, rasa ingin tahu dan sikap "bisa melakukan", belum lagi rasa lapar kaum muda untuk masa depan yang lebih baik, telah membentuk kembali pendekatan dan mendorong tindakan untuk inovasi dan perubahan.
Oleh karena itu, Hari Kekayaan Intelektual Sedunia tahun ini akan digencarkan oleh serangkaian kampanye untuk menjembatani generasi muda agar mengetahui bagaimana hak kekayaan intelektual dapat mendukung tujuan mereka.
Kampanye yang akan dijalankan WIPO juga dimaksudkan untuk membantu mengubah ide generasi muda menjadi kenyataan, menghasilkan pendapatan, menciptakan lapangan kerja, dan memberikan dampak positif bagi dunia di sekitar mereka. Dengan hak kekayaan intelektual, kaum muda memiliki akses ke beberapa alat utama yang mereka butuhkan untuk memajukan ambisi mereka.
Oleh karena itu, sepanjang kampanye yang akan dijalankan WIPO, generasi muda dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik. Pemahaman ini mencakup semua instrumen terkait hak kekayaan intelektual, seperti merek dagang, hak desain, hak cipta, paten, hak varietas tanaman.
Selain itu, kampanye yang akan diluncurkan oleh WIPO juga dimaksudkan untuk memperkuat pemahaman generasi muda mengenai indikasi geografis, rahasia dagang, dan banyak lagi.
Milenial dan Gen-Z sebagai Pencipta Masa Depan
Melalui tema "Intelectual Property and Youth: Innovating for a Better Future", WIPO akan berfokus pada generasi Milenial dan Gen-Z. Dua generasi ini, dinilai menyimpan sumber kreativitas dan kecerdikan yang luar biasa dan sebagian besar belum dimanfaatkan.
Sebagai informasi, generasi Millenial merupakan generasi yang lahir antara 1981 hingga 1996. Generasi ini digambarkan sebagai generasi global pertama dan generasi pertama yang tumbuh di era internet, yang ditandai dengan peningkatan penggunaan dan keakraban dengan internet, perangkat seluler, dan media sosial. Hal ini membuat generasi Milenial disebut sebagai "Digital Natives".
Sementara, generasi Z atau Gen-Z merupakan kelompok yang lahir pertengahan hingga akhir 1990-an dan awal 2010-an. Sebagian besar anggota Generasi Z adalah anak-anak dari Generasi X. Gen-Z merupakan generasi sosial pertama yang tumbuh dengan akses ke internet dan teknologi digital portabel sejak usia muda. Oleh karena itu, Gen-Z juga dikenal sebagai "Digital Natives".
WIPO mencatat, ada sekitar 1,8 miliar anak muda berusia di bawah 24 tahun di dunia saat ini. Dari jumlah tersebut, sebanyak 90% tinggal di negara berkembang. Kemudian, proporsi kaum muda berusia di bawah 35 tahun diperkirakan akan meningkat di tahun-tahun mendatang. Di semua wilayah dunia, kaum muda menjadi agen perubahan alami, yang mampu mengukir jalan menuju masa depan yang lebih baik.
WIPO menilai, Milenial dan Gen Z adalah pembuat perubahan. Penilaian ini didasarkan atas pengamatan, bahwa dua generasi ini dikenal pragmatis dan tidak takut berbicara, serta tak takut untuk menantang status quo.
Sebagai "Digital Natives", Milenial dan Gen-Z tumbuh di dunia yang terhubung dengan ponsel dan Internet, di mana garis dunia fisik dan digital menjadi kabur. Ini telah membentuk generasi yang bisa dibilang memilki jiwa wirausaha, inovatif dan kreatif yang tinggi.
Oleh karena itu, melalui tema "Intelectual Property and Youth: Innovating for a Better Future", WIPO mengajak generasi muda untuk terlibat dalam kampanye tahun ini. Sebab, kekayaan intelektual dapat membantu ambisi generasi muda dari berbagai bidang, seperti seni, sains, dan teknologi, untuk mendorong pola pikir yang inovatif dan kreatif.
Sementara untuk para pembuat kebijakan, WIPO menyerukan untuk mendengarkan kebutuhan dan kekhawatiran para penemu, pencipta, dan pengusaha muda. Selain itu, para pembuat kebijakan juga didorong untuk mengembangkan kebijakan dan program yang memelihara dan mendukung upaya mereka untuk berinovasi demi masa depan yang lebih baik.