Memulai bisnis tentu bisa menjadi suatu hal yang membingungkan. Selain jenis usaha yang akan dijalankan, memilih model bisnis harus menjadi pertimbangan, apakah akan menjalankan usaha sendiri dari nol, bermitra dengan saudara/teman, atau menggunakan model bisnis lain.
Salah satu model bisnis yang dapat dipilih adalah, waralaba atau franchise. Dari banyaknya model bisnis yang tersedia, waralaba menjadi salah satu model bisnis yang sesuai dengan kebutuhan, karena dapat menghadirkan bisnis yang cepat dan berkelanjutan.
Nah, apa sebenarnya waralaba itu, seperti apa sistemnya, serta kelebihan dan kekurangannya? Simak ulasan singkat berikut ini.
Pengertian Waralaba
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), waralaba diartikan sebagai kerja sama dalam bidang usaha dengan bagi hasil sesuai dengan kesepakatan yang mencakup dengan hak kelola serta hak pemasaran.
Jadi bisa dikatakan, bahwa bisnis waralaba merupakan sebuah usaha atau bisnis yang berlandaskan kesepakatan. Seseorang sepakat untuk mengelola serta menjalankan segala aspek pada bisnis waralaba, termasuk promosi dan operasionalnya.
Secara detail, waralaba merupakan sebuah bentuk kerja sama usaha antara pemilik merk dagang, produk, atau sistem operasional. Kerja sama ini didelegasikan kepada pihak kedua, yang membeli izin untuk pemakaian merek, produk, serta sistem operasional tersebut dalam menjalankan sebuah usaha.
Dari pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa dalam model bisnis waralaba terdapat dua elemen, yaitu:
- Franchisor, yang merupakan pemilik merk dagang, dan model bisnis. Bisa dikatakan sebagai pemilik waralaba.
- Franchisee, yang merupakan pembeli merk dagang, dan model bisnis atau pembeli izin waralaba.
Sebagai pemilik bisnis waralaba, franchisor memiliki peran untuk memberikan izin dan hak penjualan terhadap bisnis yang dimilikinya, meliputi merk dagang, produk, serta sistem operasional yang telah dibentuk. Sementara, franchisee merupakan seseorang atau sebuah badan usaha, yang menerima hak penjualan dari pemilik bisnis waralaba, setelah mendapatkan persetujuan demi meningkatkan keuntungan dari bisnis tersebut.
Saat ini di Indonesia juga ada dua jenis bisnis waralaba yang secara umum sudah diketahui oleh banyak orang, yakni waralaba luar negeri dan dalam negeri.
Waralaba luar negeri mengacu pada merk dagang, atau produk yang berasal dari luar negeri. Biasanya, waralaba luar negeri memiliki keuntungan dengan sistem operasional yang sudah lebih dahulu stabil, dan jarang sekali berubah-ubah. Keuntungan tersebut merupakan salah satu faktor, yang meningkatkan minat menjalankan bisnis waralaba.
Sementara, waralaba dalam negeri biasanya dijadikan sebagai salah satu bentuk investasi guna menunjang karier seseorang sebagai pengusaha dalam waktu yang relatif cepat. Menjalankan waralaba dalam negeri menawarkan pengetahuan, serta pengalaman bagi pengusaha pemula dalam menentukan strategi bisnis yang optimal.
Jenis Bisnis Waralaba
Model bisnis waralaba dapat dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan produk atau sistem kerjanya. Ketiga jenis waralaba tersebut, antara lain:
- Waralaba produk, yaitu suatu bentuk waralaba dimana franchisee hanya bertindak mendistribusikan produk dari franchisor. Misalnya, penjual bahan bakar minyak (BBM), seperti BBM milik Shell atau BP.
- Processing franchise, yaitu suatu bentuk waralaba di mana franchisor memiliki peran know-how, dari suatu proses produksi. Misalnya, waralaba minuman Coca-Cola atau Fanta.
- Waralaba sistem, yaitu suatu bentuk waralaba di mana franchisor sudah memiliki cara yang unik dalam menyajikan produk dalam satu paket kepada konsumen. Dalam jenis ini, franchisee membeli keseluruhan sistem. Contoh jenis waralaba ini adalah, waralaba restoran cepat saji atau fast food restaurant, seperti McDonald's.
Keuntungan dan Kekurangan Bisnis Waralaba
Sebagaimana bisnis pada umumnya, waralaba menawarkan keuntungan bagi setiap pihak yang menjalankannya, baik sebagai pemilik atau pembeli hak bisnis waralaba itu. Namun, bisnis waralaba juga memiliki kekurangan tersendiri sebagai salah satu model bisnis.
Mengutip www.cimbniaga.co.id, berikut adalah keuntungan dan kekurangan dari bisnis waralaba yang bisa menjadi pertimbangan.
Keuntungan Bisnis Waralaba
Beberapa keuntungan yang bisa didapatkan seseorang yang mengambil model bisnis waralaba adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan bisnis relatif cepat
Bisnis waralaba merupakan salah satu investasi yang baik untuk dilaksanakan, jika seseorang memiliki keinginan untuk berkarier sebagai seorang pengusaha. Dengan memilih bisnis waralaba sebagai usaha awal, seseorang tidak perlu memusingkan hal-hal seperti strategi bisnis.
Pasalnya, dari segi perencanaan, sistem operasi serta strategi bisnis, telah lebih dulu ditentukan oleh pemilik bisnis atau franchisor. Sehingga, franchisee hanya perlu menjalankan sistem operasional dan prosedur yang telah diinformasikan ketika menyetujui kerja sama bisnis waralaba tersebut.
Oleh karena itu, besar kemungkinan bahwa bisnis akan berkembang dalam waktu yang relatif cepat. Keuntungan lainnya adalah, franchisee tidak perlu repot-repot menyiapkan produk untuk membantu meningkatkan valuasi bisnis waralaba. Pihak pemilik bisnis waralaba biasanya akan memenuhi kebutuhan berjalannya usaha. Kerap kali franchisee hanya diminta untuk menyediakan tempat untuk menjalankan bisnis waralaba yang telah disepakati.
2. Minim branding
Keuntungan lainnya yang bisa didapatkan sebagai franchisee adalah, melakukan branding atau promosi secara minimal. Biasanya, bisnis waralaba telah lebih dulu memiliki branding yang kuat, sehingga mudah dikenal dan kerap kali jadi pilihan favorit bagi para konsumen.
Dengan minimnya kebutuhan promosi berkat brand awareness yang kuat, franchisee akan mendapatkan keuntungan untuk menjalankan bisnis waralaba lebih mudah dan relatif cepat dalam mengembangkannya.
3. Memiliki rekan bisnis profesional
Ketika seseorang membeli hak pengelolaan bisnis waralaba, secara otomatis pemilik bisnis waralaba tersebut akan menjadi rekan bisnis. Memiliki rekan bisnis yang berpengalaman dan profesional merupakan salah satu keuntungan yang bisa Anda raih saat menjalankan bisnis waralaba.
Bersama franchisor sebagai rekan kerja, kebutuhan fasilitas atau sistem operasi dalam pengembangan bisnis biasanya telah disediakan lebih dahulu. Maka, franchisee hanya perlu fokus menjalankan bisnis demi meraih keuntungan serta menjaga agar bisnis tersebut stabil dan kuat.
Selama menjalankan bisnis waralaba, franchisee pun bisa mulai memerhatikan aspek-aspek pengetahuan terhadap menjalankan bisnis untuk pengembangan diri sebagai seorang pengusaha di kemudian hari.
4. Sebagai tempat pembelajaran bisnis
Seseorang dapat menjadikan bisnis waralaba sebagai tempat pembelajaran bisnis untuk menambah pengetahuan serta keahlian yang dibutuhkan sebagai seorang pengusaha di kemudian hari. Dengan menjalankan bisnis waralaba sebagai usaha awal, seseorang bisa mempelajari berbagai aspek bisnis seperti promosi, marketing, pembentukan sistem operasi, cash management, dan masih banyak lainnya.
Ilmu-ilmu yang didapatkan selama menjalankan bisnis waralaba tersebut, nantinya bisa diadopsi dan/atau dimodifikasi demi kebutuhan pengembangan bisnis lanjutan yang bisa dikembangkan sendiri di kemudian hari.
Kekurangan Model Bisnis Waralaba
Meskipun memiliki keuntungan yang cukup menggiurkan, bisnis waralaba juga memiliki kekurangan yang dapat memberikan dampak besar terhadap penurunan perkembangan bisnis yang dipilih. Beberapa kekurangan tersebut, antara lain:
1. Terpaku pada tren
Demi meraih keuntungan dalam waktu yang relatif cepat, bisnis waralaba biasanya mengadopsi tren yang berkembang. Hal ini bisa terlihat dengan kemunculan berbagai macam bisnis waralaba kuliner, seperti ayam geprek, thai tea, boba tea, dan masih banyak lainnya.
Tidak dapat dipungkiri jika tren tersebut sedang berlangsung baik, maka keuntungan yang didapatkan biasanya hadir dalam jumlah besar. Namun jika tren tersebut mulai menurun dan beralih ke tren baru, maka akan menghambat perkembangan bisnis yang sedang dijalani. Hambatan tersebut bahkan bisa membawa kerugian dengan nilai yang tidak sedikit tentunya.
2. Kurangnya kendali
Sebagai pemegang hak bisnis waralaba, franchisee hanya berhak menjalankan pengelolaan yang telah diatur dalam perjanjian kerja sama. Tidak jarang diharuskan mengikuti strategi pemasaran yang telah ditetapkan franchisor, guna meningkatkan kekuatan brand waralaba. Hal ini terkesan mudah, namun ini juga menandakan bahwa franchisee tidak memiliki kendali penuh terhadap arahan bisnis yang sedang dijalani.
Ini menjadi kekurangan, karena tidak semua strategi pemasaran bisa berhasil di setiap tempat. Meskipun franchisee mengetahui hal tersebut, sulit untuk mengajukan penyesuaian, karena akan memengaruhi reputasi dari brand waralaba itu sendiri.
3. Membutuhkan modal yang besar
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa untuk menjalankan bisnis waralaba, franchisee perlu membeli hak kelola dan pemasaran dari brand waralaba tersebut. Biasanya, membeli hak kelola merk dagang dalam bisnis waralaba tidak jarang membutuhkan modal yang cukup besar.
Jadi, jika seseorang memang tertarik untuk menjalankan bisnis waralaba sebagai franchisee, perlu disadari harus memiliki perencanaan finansial yang matang.