Bullish Adalah Kondisi Ketika Harga Saham Naik, Ini Penjelasannya

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.
Ilustrasi, layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penulis: Fathnur Rohman
Editor: Agung
14/7/2022, 12.06 WIB

Di zaman sekarang ada banyak sekali pilihan untuk berinvestasi, salah satunya adalah investasi saham. Meski tergolong berisiko, nyatanya masih banyak investor pemula yang ingin mencoba menanamkan modalnya pada instrumen investasi ini. Namun, sebelum berinvestasi ada baiknya mereka memahami terlebih dahulu beberapa istilah fundametal yang berkaitan dengan investasi saham. Contohnya yaitu istilah bullish.

Bullish adalah salah satu istilah yang sering muncul pada praktik investasi saham di pasar modal. Istilah ini sangat penting dipahami karena sangat berkaitan erat dengan strategi yang mesti dipakai selama berinvestasi saham.

Bagi seseorang yang baru memulai investasi saham, istilah bullish adalah suatu hal yang sangat asing. Jika dia mempelajarinya, maka kemampuannya dalam pemahaman serta analisisnya pada investasi saham akan semakin bertambah.

Mengingat bullish adalah istilah fundamental yang perlu dipahami investor pemula, maka dalam artikel ini Katadata.co.id telah merangkum berbagai hal seputar bullish. Berikut penjelasan lengkapnya.

Pengertian Bullish

IHSG DITUTUP MENGUAT (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc.)

 

Secara sederhana, pengertian bullish adalah sebuah kondisi di mana harga-harga saham mengalami peningkatan dalam kurun waktu tertentu. Sesuai namanya kata bullish diambil dari kata bull dalam bahasa Inggris dan sering di lambangkan dengan hewan banteng.

Alasan kenapa bullish dilambangkan dengan hewan banteng, karena saat saham mengalami penguatan gambarannya sama seperti gerakan menyeruduk banteng mengarah ke atas.

Sebagai salah satu istilah fundamental dalam investasi saham, istilah bullish umumnya sering dipakai dalam berita finansial, analisis pasar, sampai obrolan keuangan. Dilansir dari Economic Times, bullish dapat dilihat pada arah pergerakan pasar. Sehingga, banyak investor menyebutnya dengan nama tren bullish.

Masih merujuk sumber yang sama, pengertian dari bullish adalah tren kenaikan harga saham industri atau kenaikan indeks pasar secara keseluruhan, yang ditandai dengan kepercayaan investor yang tinggi. Selain saham, istilah ini juga merujuk pada kondisi serupa pada instrumen lainnya.

Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (U.S. Securities and Exchange Commission) menyebut, tren bullish umumnya terjadi ketika ada kenaikan persen atau lebih dalam indeks pasar yang luas selama setidaknya periode dua bulan. Dari penjelasan ini maka bisa dibilang bullish adalah kondisi saat harga saham sedang naik atau menguat dan sentimen pasar sedang optimis.

Untuk jangka waktu tertentu, bullish adalah sebuah indikator yang bisa menunjukkan pemulihan ekonomi. Mengutip dari IDX Chanel, kondisi ekonomi suatu negara yang tengah mengalami pertumbuhan ekonomi bisa mempengaruhi kenaikan di pasar saham.

Hal yang perlu digaris bawahi, bullish bisa terjadi pada periode waktu tertentu saja. Sebab, pasar saham itu bersifat fluktuatif. Sehingga indeks atau harga saham pastinya akan selalu mengalami naik dan turun.

Berdasarkan semua penjelasan di atas, bullis dapat didefinisikan sebagai sebuah kondisi di mana harga-harga saham meningkat atau menguat dalam kurun waktu tertentu. 

Faktor Penyebab Bullish

IHSG DITUTUP MELEMAH (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.)

 

Mengingat situasi bullish sangat sulit diprediksi, para analis di investasi saham akan mengetahui fenoma ini setelah bullish terjadi. Sebagaimana lazimnya situasi pada pasar saham, bullish dapat muncul karena dipicu oleh sejumlah faktor.

Dihimpun dari bergabagi sumber faktor penyebab terjadinya bullish adalah sebagai berikut:

  • Kekuatan ekonomi sebuah negara yang sudah kuat dapat memicu terjadinya pasar saham mengalami bullish.
  • Produk Domestik Bruto (PDB) yang kuat dan penurunan pengangguran, serta dibarengi dengan kenaikan keuntungan perusahaan bisa membuat saham  mengalami bullish.
  • Pasar saham mengalami bullish saat aktivitas permintaan yang menguat namun penawaran terhadap sekuritas melemah. Biasanya para investor  lebih tertarik untuk melakukan pembelian ketimbang menjualnya.
  • Kepercayaan investor juga akan cenderung naik sepanjang periode bullish. 
  • Permintaan saham secara keseluruhan akan positif, seiring dengan nada pasar secara keseluruhan. 
  • Ada peningkatan umum dalam jumlah aktivitas IPO selama  bullish.

Bagaimana Sikap Investor Saat Bullish Terjadi?

IHSG DITUTUP MENGUAT JELANG LIBUR LEBARAN (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/tom.)

 

Menurut Smartasset, bullish market terpanjang dalam sejarah investasi saham pernah terjadi di Amerika selama 4.494 hari, yang berlangsung dari Desember 1987 hingga Maret 2000. Pada umumnya, saat bullish terjadi kebanyakan investor merasa optimis tentang harga aset di masa depan.

Tren bullish market diwakili oleh kenaikan harga saham berbagai sekuritas di pasar, terutama pada ekuitas. Sampai saat ini tidak ada metrik khusus dan universal yang dapat mengidentifikasi fenomena bullish. Meski begitu, secara umum kondisi bullish didefinisikan ketika harga saham naik 20 persen, biasanya setelah penurunan 20 persen dan sebelum penurunan kedua 20 persen. 

Fenomena bullish adalah sesuatu yang pasti terjadi pada pasar saham. Bagi investor yang memang merencanakan investasinya secara jangka panjang, kondisi ini bukanlah sebuah masalah. Sebab investor dengan kemampuan analisis fundamental dan teknikal yang baik, dapat memanfaatkan momentum bullish untuk memperoleh keuntungan.

Bagi investor pemula,saat bullish terjadi sebaiknya tetap mengambil sikap tenang dan tidak gegabah meski tren penguatan pada harga saham ini terjadi.

Itulah pembahasan seputar bullish yang perlu diketahui. Istilah ini wajib dipelajari agar ketika berinvestasi, investor pemula dapat menentukan langkah yang tepat.