Pasar oligopoli merupakan jenis pasar dimana hanya ada beberapa produsen atau penjual serta terdapat banyak pembeli. Oleh sebab itulah, pasar ini juga dikenal sebagai pasar yang tidak memiliki persaingan yang sempurna.
Ketidakseimbangan antara jumlah produsen dan konsumen tersebut, sangat mempengaruhi harga di pasar oligopoli. Selain itu, akan ada kompetisi yang sengit antara penjual, yang ditandai dengan seringnya para penjual silih berganti saling menurunkan harga.
Keberadaan pasar oligopoli membuat produsen yang jumlahnya sedikit ini menguasai pasar dan berusaha untuk memperoleh sebanyak mungkin konsumen. Hal ini membuat sulit bagi perusahaan atau produsen baru untuk memasuki pasar ini.
Ciri-ciri Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah bentuk persaingan tak sempurna, yang bisa dikenali melalui beberapa karakteristik. Itulah yang membedakan pasar tersebut dengan jenis pasar lain. Jika belum memahaminya, simak ciri-ciri pasar oligopoli adalah sebagai berikut ini.
1. Perlu Strategi Marketing yang Matang
Dalam persaingan yang sangat ketat, setiap produsen membutuhkan strategi pemasaran yang matang untuk menarik dan mempertahankan konsumen. Tanpa strategi yang baik, produsen akan sulit bertahan dalam persaingan oligopoli yang menantang.
2. Terbatasnya Produsen
Seperti pasar oligopoli pada umumnya, terdapat dua produsen atau lebih. Namun jumlahnya terbatas, kurang dari sepuluh.
Itulah mengapa persaingan di pasar oligopoli tidak sempurna. Oleh karena itu, banyak negara melarang praktek oligopoli agar pertumbuhan ekonomi berjalan baik dan produsen dapat bersaing secara sehat.
3. Penjualan Homogen
Di pasar oligopoli, produsen hanya menjual satu jenis produk. Hal ini membuat konsumen tidak kesulitan mencari apa yang mereka butuhkan.
Sebab, akan ada banyak pengganti atau alternatif yang mudah ditemukan. Misalnya, jika yang dijual adalah roti, maka akan banyak variasi roti yang dapat ditemukan.
4. Kebijakan Produsen Dominan sangat Berpengaruh
Dampak kebijakan yang diambil oleh produsen utama berpengaruh signifikan terhadap produsen lainnya dalam pasar oligopoli. Salah satu contohnya adalah keputusan mengenai rentang harga produk. Apabila produsen utama menjual produk dengan harga Rp900 ribu, maka produsen lainnya akan cenderung mengikuti harga tersebut.
5. Sulit Disaingi Produsen Baru
Pasar oligopoli sulit disaingi oleh produsen baru karena hanya ada beberapa produsen. Produsen baru sering kali mengambil risiko dengan mempersempit pasar atau menurunkan harga.
Sayangnya, hal tersebut justru dapat menyebabkan kebangkrutan. Persaingan dalam pasar oligopoli tidak sehat karena alasan ini.
6. Harga Saing Hampir Serupa
Dalam pasar oligopoli, harga produk relatif sama karena hanya ada satu jenis produk yang ditawarkan. Jika ada perbedaan harga yang signifikan, produsen akan sulit bersaing.
Misalnya, jika perusahaan A menjual produk dengan harga Rp10 ribu dan perusahaan B menjual dengan harga Rp12 ribu, konsumen akan memilih produk perusahaan A.
Contoh Pasar Oligopoli
Tidak hanya melalui pemahaman, jenis, karakteristik, tetapi ketika ingin memahami apa yang dimaksud dengan oligopoli, maka setiap orang harus mengetahui beberapa contoh oligopoli. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa contoh oligopoli.
1. Layanan Maskapai Penerbangan
Bagi mereka yang sering bepergian ke luar kota atau luar negeri dengan menggunakan pesawat terbang, pasti mengetahui bahwa ada banyak maskapai penerbangan. Setiap maskapai memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, sehingga dapat dikatakan bahwa mereka memiliki pangsa pasar masing-masing.
2. Industri Sepeda Motor
Dalam era yang semakin modern dan cepat ini, penggunaan sepeda motor sudah cukup meluas, sehingga membuat produsen sepeda motor menjadi target pasar yang menguntungkan. Jual beli sepeda motor termasuk dalam contoh pasar yang dikuasai oleh beberapa produsen, karena terdapat banyak perusahaan yang menjual produk yang sama, yaitu sepeda motor, tetapi dengan merek yang berbeda.
3. Industri Tembakau
Seperti yang sudah diketahui di Indonesia, industri tembakau sangat berkembang atau bahkan dapat dikatakan akan selalu memiliki konsumennya. Banyaknya konsumen yang merokok membuat produsen atau perusahaan tembakau bersaing satu sama lain untuk menjual produk mereka.
Dalam satu merek tembakau tertentu terdapat berbagai jenis varian. Meskipun hanya menjual tembakau, tetapi ternyata produsen tembakau saling bersaing baik dalam hal harga maupun kualitas tembakau mereka.
4. Industri Konstruksi
Ketika ingin membangun rumah, setiap orang membutuhkan bahan bangunan seperti semen. Semen digunakan untuk mengikat berbagai jenis bahan bangunan seperti batako, hebel, bata merah, dan lain-lain.
5. Industri Telepon Seluler
Penggunaan telepon seluler atau telepon genggam sangat umum dewasa ini, di mana hampir semua orang memiliki telepon seluler. Ini karena telepon seluler sudah menjadi kebutuhan yang penting, karena melalui alat ini setiap orang bisa berkomunikasi dengan orang yang jauh. Ada banyak produk telepon seluler yang dijual di pasar dengan harga yang berbeda-beda.
6. Industri Mi Instan
Industri mi instan sangat populer, terutama bagi mereka yang tinggal di kos-kosan. Mi instan bisa dijadikan sebagai makanan ringan saat lapar atau juga bisa digunakan sebagai lauk dalam hidangan, seperti bekal. Di Indonesia, ada banyak perusahaan mi instan, sehingga seringkali konsumen kesulitan memilih produk mana yang harus dipilih. Perusahaan-produsen mulai meningkatkan keunggulan produk mereka untuk mempertahankan pangsa pasar yang terus meningkat.
Demikian penjelasan terkait ciri-ciri pasar oligopoli beserta contohnya.