Belt & Road Initiative, Gurita Investasi Cina di Proyek Kereta Cepat

Dok. PT KAI
Terowongan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).
19/10/2022, 14.46 WIB

Laporan lain dari Bank Dunia pada 2018 menyebut setengah dari pendanaan proyek-proyek BRI datang dari empat bank milik negara Tiongkok dan sisanya dari Bank Pembangunan Tiongkok, Bank Ekspor-Impor Tiongkok, dan Dana Jalur Sutra.  Dalam kasus KCJB, Bank Pembangunan Tiongkok berkontribusi sekitar 75% pendanaan melalui skema pinjaman. Adapun sisanya berasal dari perusahaan-perusahaan Indonesia dan Tiongkok.

Investasi besar-besaran ini sebagian bermuara ke proyek-proyek infrastruktur yang problematis, seperti proyek rel kereta di Kenya, negara ekonomi terbesar di Afrika Timur. Proyek ini, yang disebut standard-gauge railway (SGR), bertujuan memperbaiki logistik dan memangkas waktu tempuh antara Nairobi, ibukotanya, dan Mombasa. 

Namun, SGR, yang mulai beroperasi pada 2017, gagal menghasilkan keuntungan yang seharusnya digunakan untuk membayar utang ke Tiongkok.

Tiongkok menolak untuk melanjutkan pembangunan tahap akhir dari SGR menyusul berbagai masalah terkait korupsi, pengadaan, dan praktik ketenagakerjaan, berdasarkan laporan yang dirilis pada Maret 2021 oleh Council on Foreign Relations (CFR), sebuah lembaga riset di New York, Amerika Serikat.

Beberapa negara telah berusaha untuk melakukan negosiasi ulang kesepakatan terkait proyek-proyek BRI, termasuk Myanmar dan Malaysia, menurut laporan yang dirilis pada April 2021 oleh CFR. Thailand, misalnya, juga sempat menunda proyek kereta cepat yang akan menghubungkan Bangkok, ibukotanya, dan Nong Khai, kota di perbatasan dengan Laos.

Terlepas dari masalah-masalah tersebut, proyek-proyek BRI diproyeksikan akan berdampak positif terhadap perdagangan, investasi, dan pendapatan negara-negara yang terlibat, menurut Bank Dunia.

BRI juga telah menunjukkan tanda-tanda pergeseran fokus. Pada enam bulan pertama 2022, rata-rata nilai proyek-proyek konstruksi telah menyusut secara tahunan dan keterlibatan dalam proyek-proyek di sektor teknologi tumbuh pesat secara tahunan.

Halaman:
Reporter: Dzulfiqar Fathur Rahman