Kehadiran organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama tahun ini resmi menyentuh 100 tahun. Dalam perjalanan seabad NU turut mengaitkannya dengan didirikannya Persatuan Islam atau Persis pada Februari 1923 di Bandung.
Sejak saat itu, para anggota organisasi mulai mengungkapkan pandangannya dalam semangat Islam tradisional. Pada saat yang sama, persatuan Islam dapat memenangkan empati banyak intelektual Islam. Alhasil, organisasi itu memiliki pengaruh kuat terhadap pembentukan ideologi keagamaan masyarakat Islam Indonesia sejak 1923.
Melansir laman Gramedia.com, berdasarkan sejarah NU, organisasi tersebut telah memantapkan dirinya sebagai pengawas tradisi, dengan mempertahankan empat mazhab Syafi’i. Di samping itu, NU juga memberikan perhatian khusus pada bidang- bidang yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi, seperti kehidupan pemilik tanah dan para pedagang.
Eksistensi seabad NU menjadikannya salah satu organisasi masyarakat terbesar di Indonesia dari komunitas Islam. Ditambah lagi, NU kerap menekankan pentingnya menjaga dan menghormati kekayaan budaya nusantara. Hal itu terinspirasi dari tudingan terhadap Wali Songo yang berhasil “menghubungkan” bidang agama (Islam) dengan budaya.
Selain menjadi organisasi Islam, perjalanan seabad NU turut diwarnai aktivitas lain, termasuk menjalankan badan amal yang mengelola pondok pesantren, sekolah, perguruan tinggi dan rumah sakit. NU juga mengorganisir masyarakat untuk membantu peningkatan kualitas umat Islam.
Fase Perkembangan Seabad NU
Dalam sejarah bangsa Indonesia terdapat tiga kelompok kekuatan yang berkembang secara bersamaan. Itu termasuk munculnya elite baru bersumber dari Islam modern dan Islam tradisional. Pada tahap ini, modernisasi Islam untuk berbagai agama mulai menyebar dan diterima secara luas, hampir di semua kota besar Indonesia, termasuk desa- desa kecil di pelosok Indonesia.
Melansir Gramedia.com, sejak awal 1980-an sebelum berdirinya jam’iyah Nahdlatul Ulama pada 1926, Kay H. Hasyim Asyari melarang salah satu muridnya yang paling cerdas, KH. Wahab Hasbullah untuk berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan dan sosial keagamaan Kelompok Modernisasi Islam. Pemikiran Islam modern tentang gerakan Muhammadiyah dianggap tidak terpengaruh sampai kematian pendiri Muhammadiyah Kyai H. Ahmad Dahlan pada 1923.
Idealisme paling mendasar dari Islam tradisional ada pada tahap awal gerakan Islam modern, yakni adanya tekanan yang ditempatkan pada revitalisasi sosial, ekonomi dan politik. Mungkin itu sebabnya gerakan itu tidak dianggap sebagai ancaman bagi posisi para pemimpin Islam tradisional.
Awal abad 20, dengan dukungan Kyai dan Ulama, Kyai Abdul Wahab Hasbro menyelenggarakan Islam tradisional dan didirikan pada 1912 di Surakarta oleh Ikatan Pedagang Muslim. Dia juga aktif dalam Syarikat Islam (SI).
Pada tahun 1916, Kyai Wahab mendirikan madrasah yang berbasis di Surabaya bernama Nahdl di Batam. Orang tuanya, Kyai Wahab Hasbullah dan Kyai H. Mas Mansyur. Jumlah anggota organisasi kemudian meningkat pada akhir 1920-an, berkat peran Kyai dalam memobilisasi waktu secara ideologis pada organisasi- organisasi Islam.
Sementara itu, pada 1912 setelah gerakan Muhammadiyah berdiri, sempat terjadi perdebatan di kalangan Kyai-Kyai. Di mana, para pimpinan dan ulama pondok pesantren mendukung gerakan Muhammadiyah yang menangani berbagai aspek keislaman. Forum utama untuk diskusi tersebut adalah organisasi Taswirul Afkar di Surabaya dibawah pimpinan Kyai H. Wahab Hasbullah, Kyai H.
Beberapa tokoh dalam diskusi tersebut seperti Mas Mansoer, Kyai H. Hasyim Ashari, Kyai KH. Bisri Syamsuri (keduanya dari Jombang), Kyai Lidowan (Semarang), Kyai Nawawi (Pasuruan), Kyai Abdul Aziz (Surabaya) dan sebagainya. Adapun leputusan yang diambil dalam rapat tersebut:
- Pengiriman delegasi dari Kongres Dunia Islam ke Mekah Perjuangkan Ibn Saud sesuai hukum Madzhab 4 (Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hanbali) Perlindungan dan kebebasan dalam bidang pertanggungjawaban.
- Pembentukan (kebangkitan) Jamiya yang disebut Nahdlatul Ulama Cendekiawan bertujuan untuk menegakkan penegakan hukum Islam di bawah salah satu dari empat sekolah
Namun, kedua kelompok tersebut cenderung mendukung kegiatan Sarekat Islam, karena organisasi tersebut tidak membahas masalah- masalah yang berkaitan dengan asimilasi konsep- konsep yang berkaitan dengan keagamaan.
Sementara itu, Februari 2023 Persis didirikan untuk mengungkapkan pandangan tanpa kompromi, sekaligus menunjukkan semangat Islam tradisional. Dalam bagian perjalanan seabad NU, nama Persis kemudian berganti menjadi Nahdlatul Ulama.
Sebelum kemerdekaan, Nahdlatul Ulama berkembang sebagai organisasi yang disegani penjajah. Hal itu seiring besarnya kekuatan Ulama dan anggota NU untuk menjembatani kepentingan Islam, dan negara Indonesia.
Tujuan Hadirnya NU
Pengaruh Nahdlatul Ulama sangat besar di kalangan Kyai dan Ulama di Jawa, bagian timur dan tengah, serta masyarakat umum. Perumusan pada 1927, organisasi tersebut memiliki tujuan memperkuat kesetiaan Islam kepada salah satu, dari empat Madzhab, dan untuk melaksanakan kegiatan yang bermanfaat bagi anggotanya, sesuai ajaran Islam. Adapun kegiatan utama organisasi NU sebagai berikut:
- Memperkuat persatuan Diantara sesama ulama yang masih setia pada ajaran mazhab
- Memberikan bimbingan tentang jenis-jenis buku yang diajarkan oleh lembaga pendidikan Islam
- Penyebarluasan ajaran Islam atas permintaan empat Madzhab
- Meningkatkan jumlah Madrasah dan Organisasi
- Mendukung pembangunan Masjid, Langgar dan Pesantren
- Membantu anak yatim dan fakir miskin.