Profil Panin Bank, Batal Diakuisisi Dua Raksasa Keuangan Jepang

Donang Wahyu|KATADATA
Panin Bank
27/4/2023, 15.42 WIB

Dua raksasa keuangan Jepang batal mengakuisisi PT Bank Pan Indonesia (Panin Bank). Tidak tercapainya kesepakatan atas valuasi bank menjadi pemicu pembatalan tersebut.

Sebelumnya, Bloomberg melaporkan pada 2022 dua raksasa keuangan Jepang Mitsubishi UFJ Financial Group Inc (MUFG) dan Sumitomo Mitsui Financial Group Inc (SMFG) telah bernegosiasi untuk membeli saham Panin Bank atau PaninBank.

Namun, Bloomberg kembali melaporkan pada Rabu (26/4), penjualan saham dari pemegang saham mayoritas bank itu mengalami kebuntuan. Terjadi perselisihan terkait valuasi bank tersebut. Para penawar juga tengah khawatir membelanjakan modalnya untuk akuisisi besar di tengah volatilitas pasar keuangan global.

Sektor perbankan terutama di Amerika Serikat (AS) dan Eropa baru saja menghadapi guncangan. Silicon Valley Bank (SVB), bank yang populer di antara perusahaan rintisan, bangkrut pada 10 Maret 2023.

Harga saham Panin Bank lalu merosot 3,4% ke Rp 1.275 per lembar pada penutupan kemarin dibandingkan sehari sebelumnya. Pada perdagangan hari ini, emiten berkode PNBN tersebut anjlok lebih 6%.

bank-panin-syariah.jpg (KATADATA/)

Sejarah Panin Bank

Berusia 52 tahun, Panin Bank berbasis di Jakarta Pusat dan melayani perorangan atau konsumen, korporasi baik yang pelat merah dan bukan, dan usaha mikro, kecil, dan menenang (UMKM).

Seperti bank lainnya, bank ini menawarkan produk simpanan, pinjaman, perbankan digital, dan layanan lainnya. Produk pinjamannya meliputi kredit pemilikan rumah (KPR) untuk konsumen dan kredit mikro untuk pengembangan usaha kecil.

Bank Panin berawal dari tiga bank, yaitu Bank Kemakmuran, Bank Industri Djaja, dan Bank Industri dan Dagang Indonesia. Setelah tiga bank ini bergabung, Panin Bank melakukan merger dengan empat bank lainnya, Bank Lingga Harta, Bank Abadi Djaja, Bank Pembangunan Ekonomi, dan Bank Pembangunan Sulawesi.

Pada 1982, Panin Bank mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pencatatan ini menjadikannya sebagai bank swasta pertama yang melantai di bursa lokal. Hingga saat ini, kapitalisasi pasarnya telah mencapai Rp 28,5 triliun.

Pemegan Saham Panin Bank

Pemegang saham mayoritas di PaninBank adalah keluarga Gunawan, yang menguasai 46,04% saham di bank itu. Bank multinasional Australia and New Zealand Banking Group Limited (ANZ) menguasai 38,82% saham dan publik menguasai 15,14% saham.

Keluarga Gunawan merupakan pendiri dari Panin Bank. Bankir Mu’min Ali Gunawan mulai merintis bisnis ini sejak 1966. Pria kelahiran Jember, Jawa Timur, itu merupakan kakak ipar pengusaha dan pemilik Grup Lippo, Mochtar Riady.

Mu'min dan Mochtar sempat berkeja bersama di bidang ekspor-impor barang. Lalu keduanya membeli saham di Bank Industri dan Dagang Indonesia.

Pada triwulan pertama 2023, Panin Bank membukukan laba bersih Rp 589,5 miliar. Laba tersebut menandai penyusutan 9,8% dari tahun sebelumnya.

Pada 2022, Panin Bank melaporkan 21,9% dari penyaluran kreditnya yang mencapai Rp123,2 triliun mengalir ke kegiatan usaha berkelanjutan. Sebagian besar dari kredit berkelanjutan itu adalah penyaluran kredit untuk UMKM hingga Rp 21,8 triliun. 

“Langkah ini dilakukan sebagai bentuk kontribusi nyata bank dalam memitigasi perubahan iklim,” tulis bank tersebut dalam laporan tahunannya.

Reporter: Dzulfiqar Fathur Rahman