Indonesia menjadi pemilik saham terbesar ketiga di bank pembangunan multilateral negara-negara Islam, Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank/ IsDB), per Sabtu (13/5/2023). Bank yang berbasis di Jeddah, Arab Saudi, itu menjalankan program untuk mendorong kemajuan pendidikan dan pengentasan kemiskinan di negara anggota Organisasi Konferensi Islam dan masyarakat muslim umumnya di negara yang bukan anggota OKI.
Menurut Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Dewan Gubernur IsDB secara aklamasi menyetujui usulan peningkatan kepemilikan saham Indonesia. Para anggota dewan memberikan persetujuan tersebut dalam sidang tahunan organisasi yang diselenggarakan di Jeddah pada 10-13 Mei 2023.
Sebelumnya, Indonesia menguasai 2,25% modal IsDB, yang menempatkan Indonesia ke urutan 12 dalam penguasaan modal. Sementara itu, Arab Saudi menguasai porsi terbesar dengan kepemilikan saham sebesar 23,5%.
Jejak IsDB dalam Mendukung Pembangunan Indonesia
Menurut catatan Kemenkeu, IsDB memberikan pembiayaan ke Indonesia sebesar US$ 6,3 miliar (Rp 93,3 triliun) hingga Desember 2022, untuk beberapa sektor seperti pertanian, pendidikan, pertambangan, dan manufaktur. “Indonesia berkomitmen untuk bekerja sama lebih erat dengan IsDB agar memberikan dampak positif dalam jangka panjang bagi umat muslim dan komunitas global,” kata Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati dalam siaran pers, Minggu (14/5/2023).
IsDB merupakan institusi yang memiliki misi mendorong pembangunan manusia secara komprehensif. Bank pembangunan multilateral itu secara khusus memiliki prioritas yang terdiri dari pengentasan kemiskinan, peningkatan kesehatan, promosi pendidikan, perbaikan tata kelola (governance), dan kesejahteraan rakyat.
Dukungan IsDB diberikan dalam bentuk pendanaan, pinjaman, dan bantuan teknis untuk pembangunan pertanian, infrastruktur dasar, industri, pendidikan, layanan kesehatan, dan institusi sosial.
Di Indonesia, IsDB memberikan dukungan dalam proyek dengan tenor 17 tahun untuk peningkatan layanan kesehatan di enam rumah sakit di lima provinsi sejak 2020. IsDB menyumbangkan 89,3% dari pendanaan bersama, atau sebesar US$ 293,08 juta, untuk proyek yang juga berfokus ke layanan kesehatan ibu dan anak itu.
Perkembangan IsDB
Hingga 2023, IsDB memiliki 57 negara anggota yang tersebar di empat benua. Jumlah itu meningkat pesat semenjak didirikan pada 1973 yang hanya beranggotakan 22 negara.
Institusi itu lahir atas prakarsa menteri-menteri keuangan negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI), yang pada saat itu menyelenggarakan Konferensi Menteri Keuangan OKI ke-2 di Jeddah, Arab Saudi, pada Desember 1973. Konferensi itu membuahkan Declaration of Intent yang menjadi basis pendirian IsDB.
IsDB resmi beroperasi pada 20 Oktober 1975, atau dua tahun setelah didirikan dengan semangat menyediakan pembiayaan sesuai syariah Islam untuk pembangunan ekonomi dan sosial bagi negara-negara anggotanya. Adapun syarat keanggotaannya adalah menjadi negara anggota OKI.
Secara organisasi, kekuasan tertinggi dalam organisasi IDB dipegang oleh Dewan Gubernur (Board of Governor) yang merupakan perwakilan dari negara-negara anggota IDB yang biasanya menduduki jabatan Menteri Keuangan atau Menteri Ekonomi. Menurut laporan Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), IsDB memulai kerja perdananya lewat program pendanaan perdagangan pada 1975.
Seiring bertambahnya jumlah anggota, IsDB memperluas pusat (hub) regionalnya ke Suriname, Senegal, Moroko, Nigeria, Mesir, Uganda, Turki, Kazakhstan, Bangladesh, dan Indonesia. Semula pusat regionalnya hanya berada di Moroko, Malaysia, dan Kazakhstan.
Hingga 2021, IsDB memiliki total aset sebesar US$ 36,4 miliar, atau tumbuh 3,4% dari tahun sebelumnya. Namun, pendapatan bersihnya menyusut 8% ke US$ 149,6 juta pada 2021 dari tahun sebelumnya.
IsDB memiliki porsi aset lancar sebesar 31% pada 2021. Jika dibandingkan dengan bank multilateral lainnya, porsi ini relatif lebih besar. Bank Pembangunan Asia (ADB), misalnya, yang memiliki porsi 17%, dan Bank Dunia dengan porsi 29%.
Salah satu strategi pengumpulan dana IsDB adalah melalui penerbitan obligasi berbasis syariah yang disebut sukuk. Pada Oktober 2022, IsDB mampu menjual sukuk hingga US$ 1 miliar. IsDB konsisten memperoleh peringkat kredit AAA dari berbagai lembaga pemeringkat, seperti Moody’s dan Fitch Ratings.