Anindya Bakrie, Generasi Ketiga Bakrie di Balik IPO Emiten Bus Listrik

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc.
Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Anindya N Bakrie (tengah) menyampaikan laporan tahunan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan dan Luar Biasa PT Bakrie & Brothers Tbk, di Jakarta, Rabu (24/6/2020).
Penulis: Amelia Yesidora
Editor: Sorta Tobing
30/5/2023, 16.57 WIB

Emiten kendaraan listrik milik Grup Bakrie, VKTR Teknologi Mobilitas, akan melantai di Bursa Efek Indonesia pada 16 Juni mendatang. Komisaris utama perusahaan ini merupakan generasi ketiga dari pemilik grup tersebut, Anindya Novyan Bakrie. 

Dari laman resmi perusahaan diketahui ia sudah menjadi Komisioner Utama VKTR sejak 2022 lalu. VKTR dulunya bernama Bakrie Steel

Sebanyak 8,75 juta lembar saham VKTR akan ditawarkan seharga Rp 100 hingga Rp 130 per lembar. Dari aksi ini, perusahaan menargetkan perolehan dana hingga Rp 1,1 triliun. Saham berkode VKTR ini bakal menjadi emiten Grup Bakrie ke-12 yang tercatat di pasar modal.

Anindya Bakrie. (ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Aditya Pradana Putra/wsj.)

Berkarier di Solomon Brothers

Anin menuntut ilmu di luar negeri, sebelum melanjutkan bisnis keluarganya. Ia tercatat sebagai alumni Pangudi Luhur, Jakarta, yang belajar ilmu Teknik Industri di Northwestern University, Illinois, Amerika Serikat. Anin memperoleh gelar sarjana dari kampus itu pada 1996, saat usianya masih 22 tahun.

Jenjang pendidikan master ia lanjutkan masih di Amerika Serikat. Ia memperoleh gelar Master of Business Administration (MBA) dari Stanford Graduate School of Business, California, pada 2001.

Kemudian, Anin memulai kariernya di Wall Street, sebagai bankir investasi di Salomon Brothers, New York. Setelah mendapat ilmu dari sana, ia kembali ke Tanah Air dan membangun lini bisnis  baru di gurita bisnis keluarganya: telekomunikasi, media, dan teknologi. Pada 2004, berdirilah VIVA Group yang membawahi tvOne, ANTV, dan VIVAcoid. 

BAKRIE & BROTHERS (BNBR) (Bakrie & Brothers)

Gurita Bisnis Bakrie

Di usianya yang ke-49 tahun ini, Anin dipercaya menjadi penerus gurita bisnis keluarganya dengan jabatan Presiden Direktur Bakrie Group. Perusahaan yang dibangun kakeknya sejak 1942 ini sudah memiliki delapan lini bisnis usaha.

Bisnisnya mulai dari energi, tambang, dan infrastruktur. Kemudian melebar juga ke properti, perkebunan, media dan teknologi, serta olahraga. Terbaru, Bakrie mulai mengarah ke energi terbarukan dengan VKTR dan Bakrie Power. 

Anin adalah direktur utama di PT Visi Media Asia (VIVA) sejak 2014 dan PT Bakrie Global Ventura sejak 2012. Namanya pun tercatat sebagai komisioner PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) sejak 2012 dan komisioner utama PT Intermedia Capital Tbk. (MDIA) sejak 2012. 

Tidak hanya fokus berbisnis, Anin sempat menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri Indonesia alias Kadin. Jabatan ini ia emban dari 2021 hingga sekarang.

Di dua era presiden berbeda, Anin juga menjadi ketua APEC Business Advisory Council (ABAC) Indonesia. “Melalui kepemimpinannya, ABAC Indonesia memperoleh Indonesia Impact Fund (IIF) perdana,” tulis laman resmi VKTR.

Selain VKTR, sudah ada 11 anak usaha Bakrie Group yang lebih dulu melantai di Bursa Efek Indonesia:

  1. PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR)
  2. PT Bumi Resources Tbk. (BUMI)
  3. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. (UNSP)
  4. PT Visi Media Asia Tbk. (VIVA)
  5. PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS)
  6. PT Bakrieland Development Tbk. (ELTY)
  7. PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG)
  8. PT Darma Henwa Tbk. (DEWA)
  9. PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk. (JGLE)
  10. PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL)
  11. PT Intermedia Capital Tbkk. (MDIA)

Dari 11 emiten ini, setengah di antaranya masuk daftar pemantauan khusus dari BEI, yakni BTEL, JGLE, ELTY, VIVA, UNSP, dan MDIA. Bahkan tiga di antaranya, yakni VIVA, UNSP, dan BTEL, mencatatkan ekuitas negatif. 

Adapun daftar pemantauan khusus ini baru diluncurkan pada 2023. Tujuannya, untuk melindungi investor dari saham-saham yang fundamentalnya terganggu. Nantinya saham bisa dijatuhi suspensi atau penghapusan pencatatan alias delisting

Reporter: Amelia Yesidora