Sejarah Tol Cisumdawu, Beroperasi Usai 2 Kali Ganti Gubernur

Youtube/Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo saat meresmikan tol Cisumdawu di Sumedang, Jawa Barat, Selasa (11/7). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden.
Penulis: Amelia Yesidora
Editor: Sorta Tobing
12/7/2023, 18.26 WIB

Presiden Joko Widodo telah  meresmikan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan alias Cisumdawu pada Selasa (11/7). Jalan bebas hambatan ini menghubungkan Kota Bandung dengan Tol Cikampek-Palimanan atau Cipali.

Dengan panjang 61,6 kilometer, Tol Cisumdawu menghabiskan biaya Rp 18,3 triliun. “Dari pemerintah Rp 9,07 triliun, sisanya kerja sama pemerintah dan badan usaha alias KPBU serta pihak swasta,” kata Jokowi.

Mantan gubernur DKI Jakarta itu berharap tol ini bisa membantu menggairahkan operasional Bandar Udara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Targetnya, penerbangan menuju bandara dapat bertambah dengan tol penunjang.

Kehadiran tol tersebut memangkas waktu tempuh Bandung–Bandara Kertajati menjadi hanya sejam. Pada awalnya, target Tol Cisumdawu rampung bersamaan dengan Bandara Kertajati. Bandara sudah diresmikan pada Mei 2018 tapi Tol Cisumdawu tak kunjung rampung. 

Kini, bandara itu dapat beroperasi penuh pada Oktober 2023. Pemerintah berencana mendorong pengembangan Bandara Kertajati dengan mengalihkan penerbangan komersial dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung. 

Sebagai informasi, Tol Cisumdawu termasuk dalam salah satu proyek strategis nasional alias PSN di Jawa Barat. Tol ini juga termasuk dalam 13 jalan tol yang ditargetkan rampung tahun ini, seperti yang dirangkum dalam Databoks:

 

Dari era Ahmad Heryawan hingga Ridwan Kamil

Terhitung 12 tahun lamanya waktu yang dibutuhkan untuk membangun jalan tol tersebut. Menurut Jokowi, penghambatnya adalah masalah lahan. 

Dari catalan sejarah, peletakan batu pertama Tol Cisumdawu sudah dilakukan pada 2011 di Desa Citali, Sumedang. Dua tahun berselang, Wakil Gubernur Jawa Barat kala itu Deddy Mizwar memasang target selesai pembangunan pada 2016. 

Terhitung sudah dua kali gubernur berganti namun tol ini belum juga selesai dibangun. Mulai dari era Ahmad Heryawan hingga Ridwan Kamil. Barulah di periode kedua Ridwan Kamil menjabat, tol ini selesai dibangun dan beroperasi secara terpisah. 

Jalan tol ini terdiri atas enam seksi yang memperoleh pendanaan dari berbagai pihak. Seksi 1 dan Seksi 2 dikerjakan pemerintah sebagai bagian dari viability gap fund guna menaikkan kelayakan investasi tol tersebut. Sedangkan Seksi 3 hingga Seksi 6 dikerjakan oleh Badan Usaha Jalan Tol PT Citra Karya Jabar Tol.

Seksi 1 menghubungkan Cileunyi–Pamulihan sepanjang 11,45 km, kemudian Seksi 2 Pamulihan–Sumedang 17,05 km, dan Seksi 3 Sumedang–Cimalaka 4,05 km. Seksi 4 hingga Seksi 6 terbentang sepanjang 29,3 km dari Cimalaka hingga Dawuan.

Seksi 1 hingga 3 ini sudah beroperasi sejak Januari 2022. Lalu, Seksi 2 dan Seksi 3 sudah beroperasi sejak Desember 2022. 

TEMPAT ISTIRAHAT SEMENTARA DI JALUR FUNGSIONAL CISUMDAWU (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/tom.)

Terowongan Kembar dan Teknologi Anti-longsor

Salah satu ikon proyek ini adalah dua struktur terowongan kembar sepanjang 472 meter dan 15 meter. Terowongan ini dibangun kontraktor asal Tiongkok, Metallurgy Corporation of China, yang mentransfer teknologi untuk insinyur dan tenaga konstruksi Indonesia. 

Terowongan yang terletak di Seksi I dan III ini dibangun menembus bukit. Selain itu, jalur ini juga tercatat sebagai terowongan jalan tol terpanjang di Indonesia dengan panjang 4472 meter dan lebar 14 meter.

Dibangun selama 1,5 tahun, terowongan ini menggunakan metode konstruksi New Austrian Tunneling. Metode ini mengklaim bisa menguatkan tanah untuk penggalian. 

Teknologi khusus yang juga dipakai dalam pembangunan ini adalah geofoam EPS di Seksi 5A, tepatnya di Desa Cipamekar, Sumedang. Menurut Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional DKI Jakarta-Jawa Barat, Brawijaya, ada tanah labil dan berair di seksi tersebut yang mengharuskan penanganan khusus. 

“Ini yang pertama dikerjakan dengan skala massal, volumenya hampir 40 ribu meter kubik,” kata Brawijaya. “Timbunan ringan tersebut bisa mengurangi risiko longsor.”

Geofoam EPS adalah material yang berbentuk balok-balok berbobot ringan dan sudah biasa diterapkan di luar negeri, terutama untuk menangani lapisan tanah yang labil. "Kelebihan utama dari geofoam adalah bebannya yang ringan. Sebagai perbandingan berat tanah timbunan adalah 1800 kilogram per meter persegi, sedangkan berat geofoam hanya 25 kg per meter persegi," ucapnya.

Reporter: Amelia Yesidora