Sejarah Long Span LRT Jabodebek, dari Pemecah Rekor ke Salah Desain

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Kereta Lintas Raya Terpadu atau LRT Jabodebek melintas di jembatan rel lengkung (long span) LRT Kuningan, Jakarta, Rabu (2/8).
3/8/2023, 17.43 WIB

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengumumkan kemungkinan penundaan operasi penuh Lintas Raya Terpadu atau LRT Jabodebek ke 30 Agustus 2023. Wacana penundaan ini muncul setelah pemerintah mengungkapkan kesalahan desain dalam bentang panjang alias long span lintasannya.

Pada Rabu (2/8), Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menyebut kesalahan desain dalam bentang panjang yang membelah kawasan bisnis Kuningan, Jakarta Selatan. Kesalahan ini terwujud dalam tikungan yang kurang lebar.

Dampaknya, rangkaian kereta yang melalui bentang tersebut harus melambat hingga 20 kilometer (km) per jam. Long span ini melengkung di atas persimpangan antara Jl. HR. Rasuna Said dan Jl. Gatot Subroto.

Saat mengunjungi Stasiun LRT Dukuh Atas, Jakarta Selatan, pada pagi tadi, Presiden Joko Widodo meminta agar operasional LRT dilakukan setelah uji coba berhasil. “Semuanya pasti ada perencanaan. Tapi di lapangan kadang-kadang bisa ada penyesuaian. Itu biasa. Secara keseluruhan, konstruksi LRT baik,” kata Jokowi, Kamis (3/8).

Presiden menaiki LRT Jabodetabek (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/rwa.)

Cetak Rekor Muri

Long span merupakan struktur yang umum digunakan oleh kontraktor untuk dalam beragam proyek, termasuk lintasan LRT Jabodebek. Dalam situsnya tertulis, perusahaan konstruksi pelat merah PT Adhi Karya membangun bentang panjang untuk lokasi yang membutuhkan gelagar (girder) yang lebih panjang dari seharusnya.

Adhi Karya menambahkan, bentang panjang seperti dalam lintasan LRT Jabodebek memiliki dua bentuk, yaitu melengkung dan lurus. Untuk long span yang lurus, kendaraan seperti mobil dapat berlalu lalang di jalan yang berada di bawahnya.

“Misalnya, jika suatu lintasan harus menyeberang dari satu jalan ke jalan lain, maka harus dibuat long span sehingga tidak mengganggu jalan yang sudah ada,” tulis Adhi Karya pada 2 Juli 2018.

Dengan panjang hingga 148 meter, lintasan yang melayan di atas jalan tol itu memecahkan sejumlah rekor. Adhi Karya, menerima rekor jembatan kereta beton lengkung dengan bentang terpanjang dan radius terkecil di Indonesia. Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) menyerahkan penghargaan tersebut pada November 2019.

Selain itu, Muri saat itu juga memberikan penghargaan rekor pengujian axial statistic loading test sebagai fondasi bored pile dengan beban terbesar di Indonesia. Ini merupakan penghargaan untuk pengujian pembebanan terhadap fondasi.

Pada November 2019, Menteri BUMN Erick Thohir menulis pada akun Instagramnya, bentang panjang LRT Jabodebek juga menjadi yang terpanjang di dunia.

Arvilla Delitriana merupakan insinyur di balik bentang panjang yang memecahkan beragam rekor itu. Arvilla menyelesaikan studi sarjananya pada 1989 di bidang teknik sipil di Institut Teknologi Bandung (ITB) di Bandung, Jawa Barat. Ia juga memperoleh gelar master di bidang geoteknik di kampus yang sama.

Reporter: Dzulfiqar Fathur Rahman