Hingga kuartal III 2019, IPCC mencatat penurunan laba bersih sebesar 24,06% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu menjadi Rp 111,36 miliar. Selain itu, pendapatan operasi perusahaan tercatat sebesar Rp 359,52 miliar, atau turun 6,33%.
Beban pokok perusahaan hingga September 2019 tercatat Rp193,88 miliar, atau naik 19,04% secara tahunan (year-on-year/yoy).
(Baca: Pendapatan Jasa Terminal Turun, Laba IPCC Anjlok 24%)
Joshua berpendapat, penurunan laba perseroan pada 2019 disebabkan dari kinerja sektor pertambangan, pertanian, dan infrastruktur yang masih melemah. Sehingga berdampak negatif terhadap throughput (hasil) ekspor-impor alat berat.
Tercatat volume throughput alat berat hingga November 2019 hanya sebesar 11.954 unit, atau turun 39,7% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (year on year/ yoy) yaitu 19.825 unit.
"Harga komoditas yang lemah berdampak negatif terhadap throughput heavy equipment IPCC, yang menyumbang 25% dari total pendapatan hingga kuartal ketiga 2019," ujar Joshua.