Investor Ritel Naik 51%, Kemudahan Buat Rekening Efek Diklaim Berperan

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Peluncuran Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR005 di Jakarta, Kamis (10/1/2019).
18/12/2019, 21.56 WIB

Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, jumlah investor ritel di pasar modal telah mencapai 2,5 juta hingga akhir tahun ini, tumbuh 51% dibandingkan akhir tahun lalu. KSEI menilai pertumbuhan pesat di antaranya karena penyederhanaan atau simplifikasi dalam pembukaan rekening efek.

Direktur Utama KSEI Uriep Budi Prasetyo mengatakan simplifikasi pembukaan rekening untuk investor di pasar saham, reksa dana, maupun surat utang negara bisa terwujud seiring kerja sama KSEI, Anggota Bursa, manajer investasi, dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kementerian Dalam Negeri.

(Baca: Obligasi BRI Laris Diburu Investor)

Kerja sama tersebut memungkinkan pemanfaatan nomor induk kependudukan, data kependudukan, dan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) dalam layanan jasa pasar modal. "KSEI memanfaatkan data kependudukan untuk pemadanan dan validasi data investor sebagai upaya membentuk data investor yang lebih akurat," kata Uriep di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (18/12).

KSEI telah menjalin kerja sama dengan Ditjen Dukcapil untuk pemanfaatan Data Kependudukan sejak 2014. Kemudian, kerja sama diperpanjang pada November 2016. KSEI dengan 105 pelaku pasar kembali memperpanjang kerja sama pada akhir 2018, di mana masa perjanjian tersebut berakhir tahun ini.

(Baca: Sasar Milenial, SMF Gandeng Marketplace Jual Efek Beragun Aset Ritel)

Para pelaku industri pasar modal pun kembali melaksanakan perpanjangan perjanjian. KSEI bersama 104 pelaku pasar memperpanjang masa kerja sama dengan Ditjen Dukcapil hari ini. Inisiatif ini diharapkan bisa terus mendukung peningkatan jumlah investor pasar modal Indonesia, terutama investor individu lokal.