PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) memproyeksikan belanja modal atau capital expenditure (capex) pada 2020 sebesar Rp 16 triliun. Jumlah tersebut naik 2,5% dibandingkan proyeksi capex tahun ini sebesar Rp 15,6 triliun.
Direktur Utama WIKA Tumiyana mengatakan anggaran belanja modal tersebut akan digunakan untuk menciptakan pendapatan berulang atau recurring income, sehingga kedepannya bisnis perseroan bisa terus berlanjut.
"Modal itu akan digunakan untuk memperkuat recurring income sehingga (bisnis perseroan) bisa sustain," kata Tumiyana saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jumat (29/11).
Pendapatan berulang yang dimaksud yaitu pendapatan di luar bisnis utama perseroan, salah satunya yaitu bisnis jalan tol. Tumiyana menjelaskan bahwa WIKA akan mencari bisnis lainnya seperti bisnis pengelelolaan air bersih. "Yang paling penting bisnis tersebut memiliki arus kas baik," ujarnya.
(Baca: WIKA Optimistis Capai Perolehan Laba Rp 3 Triliun Tahun Ini)
Sementara itu, terkait proyek pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur, Tumiyana menjelaskan bahwa Wika belum menganggarkan belanja modal untuk mengembangkan proyek disana. "Belum, yang penting kami menyiapkan balance sheet capacity-nya dulu. Kalau sudah kuat bisa berjalan dengan baik," ujarnya.
Seperti diketahui, hingga kuartal III 2019 WIKA telah membukukan laba bersih sebesar Rp 1,35 triliun, melonjak 48,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
Pertumbuhan laba bersih tersebut ditopang oleh pendapatan yang naik 14,8% secara tahunan menjadi Rp 4,37 triliun. Sedangkan, beban pokok pendapatan tercatat naik, 5,93% menjadi Rp 3,77 triliun. Sementara itu hingga September 2019, WIKA telah mencatatkan kontrak baru sebesar Rp 25,74 triliun naik 1,64% yoy.
(Baca: WIKA, BUMN Infrastruktur dengan Pertumbuhan Laba Terbesar Kuartal III-2019)