Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup turun 0,43% ke level 6.180,34 pada perdagangan hari ini, Senin (4/11). IHSG sempat bergerak di teritori positif pada sesi I dan menyentuh level tertingginya hari ini di 6.242,08 sebelum mengakhiri sesi tersebut dengan koreksi sebesar 0,20% di level 6.194,71.
"Tidak ada sentimen yang dominan untuk hari ini. Pelemahan indeks merupakan koreksi wajar. Masih aman," kata analis Panin Sekuritas William Hartanto di Jakarta sore ini, dilansir dari Antara.
Koreksi IHSG hari ini terutama disebabkan oleh saham sektor konsumer yang turun hingga 1,48%, diikuti aneka industri yang turun 1,16%, tambang turun 0,57%, serta sektor keuangan yang turun 0,42%. Selain itu, sektor properti juga turun cukup signifikan sebesar 1,81%.
Saham-saham yang paling signifikan menekan laju IHSG di antarnya Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang turun 0,79%, Maha Properti Indonesia Tbk (MPRO) yang anjlok 25%, Unilever Indonesia Tbk (UNVR) turun 1,54%, HM Sampoerna Tbk (HMSP) turun 1,90%, serta Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang turun 1,43%.
(Baca: Prediksi Beragam IHSG Seiring Kinerja Tak Memuaskan Beberapa Emiten)
Total transaksi saham hari ini tercatat mencapai Rp 8,05 triliun dari 14,62 miliar saham yang ditransaksikan sebanyak 563.893 kali oleh investor. Sebanyak 202 saham naik, 227 saham turun, dan sisanya tak bergerak.
Sementara itu investor asing tercatat membukukan pembelian bersih (net buy) saham di seluruh pasar sebesar Rp 240,33 miliar. Investor asing sepanjang hari ini terpantau banyak memborong saham Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dengan catatan net buy mencapai Rp 200,8 miliar.
Dengan kinerja tersebut, IHSG menjadi satu-satunya bursa asia yang mencatatkan koreksi. Indeks Hang Seng hari ini terpantau naik tinggi sebesar 1,65%, disusul Kospi yang naik 1,43%, kemudian indeks Shanghai naik 0,58%, dan Strait Times naik 0,22%.
Kinerja positif bursa Asia didorong optimisme investor terkait kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang akan ditandatangani bulan ini. Tidak hanya itu, AS dikabarkan akan mengeluarkan izin kepada sejumlah perusahaan yang akan membolehkan mereka melakukan hubungan bisnis dengan perusahaan asal Tiongkok.
(Baca: Indeks Manufaktur Turun Drastis Perberat Laju IHSG Pekan Ini)