Rencana Dual Listing IPO Gojek Hadapi Pro-Kontra di Setiap Negara

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Helm Gojek logo baru di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat (29/7).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Pingit Aria
2/11/2019, 18.11 WIB

Gojek berencana melakukan penawaran saham perdana ke publik (IPO) setidaknya di dua bursa saham (dual listing). Namun, Co-CEO Gojek Andre Soelistyo masih merahasiakan negara yang dituju untuk IPO tersebut, selain Indonesia.

Menurutnya, setiap negara memiliki pro-kontra dalam menyikapi rencana dual listing Gojek. "Mungkin sedang dipertimbangkan, tapi di mananya belum tahu karena tergantung dari kondisi pasar. Kebetulan, setiap negara punya pro dan kontra untuk memberikan aspirasi kami untuk listing," kata Andre dalam sesi konferensi pers di Jakarta, Sabtu (2/11).

Andre hanya memastikan langkah perusahaan dalam mencari pendanaan melalui pasar modal di dua bursa, salah satunya dilakukan di Indonesia. Alasannya, karena Gojek ingin berkontribusi terhadap pasar modal dalam negeri dan ingin masyarkat Indonesia ikut berpartisipasi terhadap kesuksesan Gojek.

(Baca: Ditinggal Nadiem, Gojek Ungkap 4 Poin Strategi Jangka Panjang)

"Satu listing harus di sini (Indonesia). Karena Gojek itu milik Indonesia, untuk Indonesia, dan harus bisa berkontribusi terhadap bursa saham di Indonesia," ujar Andre.

Andre menambahkan, pihaknya memang sangat tertarik untuk melantai di pasar modal dalam negeri. Terlebih, karena belum pernah ada perusahaan rintisan (startup) dengan valuasi besar yang bergerak di bidang teknologi yang melepas saham ke publik di Indonesia. "Sebelumnya kan yang melantai di bursa sektor-sektor yang tradisional," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin, Fariha Sulmaihati