Laba Bersih AKR Corporindo Turun 56,5% pada Kuartal III-2019

AKR Corporindo
PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) saat menggelar press conference terkait public expose 2019 di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta beberapa waktu lalu. Laba bersih perusahaan pada kuartal ketiga 2019 mengalami penurunan 56,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
26/10/2019, 15.40 WIB

PT AKR Corporindo Tbk melaporkan penurunan laba bersih sebesar 56,5% secara tahunan (year-on-year) pada kuartal ketiga tahun ini menjadi Rp 565 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan berkode efek AKRA itu mencetak laba Rp 1,3 triliun.

Penurunan laba yang cukup besar salah satunya dipicu oleh turunnya penjualan dan pendapatan sebesar 10,16% secara tahunan menjadi Rp 15,12 triliun. Namun, perusahaan yang bergerak di bidang distribusi petroleum, bahan kimia dasar, dan logistik itu masih mencatat kinerja positif. Laba kotornya naik 7% menjadi Rp 1,3 triliun. Lalu, laba usahanya naik 4% menjadi Rp 728 miliar.

Pos yang paling signifikan berubah adalah tergerusnya laba neto divestasi dari Rp 737 miliar pada triwulan ketiga 2018 menjadi Rp 4 miliar. Dalam siaran pers yang diterima Katadata.co.id, Sabtu (26/10), perseroan membukukan laba divestasi tahun lalu dari aset anak perusahaan di China.

“Kinerja bisnis kami pada kuartal ketiga 2019 menunjukkan ketahanan, dengan peningkatan margin yang didorong oleh segmen perdagangan dan distribusi,” kata Direktur Utama AKRA Haryanto Adikoesoemo.

Ia mengatakan, pendapatan keseluruhan pada kuartal tiga tahun ini bertumbuh kuat pada tingkat 16% secara tahunan menjadi Rp 5.405 miliar. Peningkatannya didorong dari bisnis bahan bakar minyak dan bahan kimia dasar. Volume dari sektor BBM tumbuh 27%, sementara bahan kimia dasar hanya naik 2%.

(Baca: AKR Corporindo Mulai Jualan Avtur di Bandara Indonesia Timur)

Perseroan juga membukukan pendapatan dari segmen kawasan industri sebesar Rp 61 miliar. AKRA telah menyerahkan 103 hektare lahan kepada PT Freeport Indonesia untuk proyek smelter pada 10 Mei 2019. Lahan itu terletak di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE).

Kawasan industri dan pelabuhan terintegrasi itu berada di Gresik, Jawa Timur. Proyek seluas 3 ribu hektare ini berada di bawah pengelolaan AKRA bekerja sama dengan Pelindo III. “Saat ini JIIPE sedang dalam proses perencanaan pembangkit listrik dan utilitas lain,” ujar Haryanto.

Reporter: Verda Nano Setiawan