Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada perdagangan hari ini, Kamis (24/10), sempat menyentuh level tertingginya sepanjang masa di level Rp 31.600 per saham. Meski demikian, BBCA mengakhiri perdagangan ditutup di level Rp 31.500 atau naik 0,4% dibandingkan posisi penutupan sebelumnya.
Saham BBCA pada perdagangan hari ini ditransaksikan dengan total volume 14,62 juta saham, dengan nilai transaksi Rp 460,43 miliar, dan dengan frekuensi sebanyak 6.748 kali. Saham BBCA pun menjadi buruan investor asing dengan pembelian bersih sebesar Rp 145,9 miliar di pasar reguler.
Memiliki valuasi saham setinggi itu sempat membuat perusahaan dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 776,63 triliun ini dikabarkan bakal melakukan pemecahan pada nilai saham (stock split). Namun, pihak perseroan menampik kabar tersebut.
"Tahun depan, manajemen mulai akan mempertimbangkan hal (pemecahan nilai saham) tersebut," seperti tertulis dalam keterbukaan informasi yang diunggah pada pertengahan Oktober 2019.
(Baca: Pertumbuhan Kredit Topang Kenaikan Laba Bersih BCA 12,6% di Semester I)
Saham BBCA sepanjang tahun ini berada dalam tren kenaikan. Secara year to date (ytd), saham BBCA sudah membukukan kenaikan sebesar 21,15% yakni dari Rp 26.200 per saham pada penutupan perdagangan awal tahun, Rabu 2 Januari 2019. Meski begitu, saham bergerak cukup fluktuatif dengan sempat menyentuh level terendahnya tahun ini di level Rp 25.900 per saham.
Ada pun, sejak BBCA mencatatkan dirinya di pasar modal, yaitu pada 31 Mei 2000, saham BBCA tercatat sudah naik hingga 2.150%. Pasalnya, saat mencatatkan diri di bursa melalui skema initial public offering (IPO), harga saham BBCA pertama kali tercatat Rp 1.400 per saham.
Sementara itu, kenaikan harga saham BBCA pada perdagangan hari ini sejalan dengan saham-saham di sektor perbankan lainnya yang ditutup naik. Secara sektoral, indeks sektor finansial ditutup naik sebesar 1,49%.
Kenaikan saham-saham di sektor ini salah satunya didorong oleh kebijakan Bank Indonesia (BI) yang dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) memutuskan untuk kembali memangkas suku bunga acuan, BI 7 Days Reverse Repo Rate, sebesar 25 basis poin menjadi 5%. Ini keempat kalinya BI melakukan pemangkasan bunga acuan sepanjang 2019.
(Baca: Saham Bank Diborong Asing, IHSG Kembali Ditutup Menguat)