Bank OCBC NISP Bakal Terbitkan Obligasi untuk Ekspansi Kredit

Katadata
Banking Hall Bank OCBC NISP.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
9/4/2019, 16.50 WIB

PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP) berencana menggunakan jatah pendanaan mereka dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) III senilai Rp 7 triliun yang akan habis pada Juni 2020. Tahun lalu NISP telah menerbitkan obligasi PUB III tahap I senilai Rp 1 triliun.

Presiden Direktur NISP Parwati Surjaudaja mengatakan, penerbitan obligasi selanjutnya yakni PUB III tahap II, akan dilakukan dengan minimal Rp 1 triliun. Namun, Parwati masih belum bisa memastikan perihal waktu penerbitannya karena NISP bakal memantau beberapa kondisi ke depannya.

"Kalau pasarnya kondusif, kami akan segera menerbitkan. Tergantung, karena kami lihat kondisi kenaikan suku bunga, 'kan cukup dinamis," kata Parwati ketika ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (9/4).

Menurutnya, awal tahun ini, suku bunga acuan diprediksi masih akan mengalami kenaikan. Namun, seiring berjalannya waktu, diperkirakan suku bunga acuan akan relatif flat, bahkan ada kecenderungan untuk menurun. "Kalau (suku bunga) turun kita akan lebih menunggu, kita lihat optimalnya seperti apa," katanya.

(Baca: Genjot Kredit, Bank OCBC NISP Terbitkan Obligasi Rp 2 Triliun)

Pada kesempatan yang sama, Direktur NISP Johannes Husin juga sependapat jika mereka akan terus mengamati kondisi pasar sebelum menerbitkan obligasi. Dia menilai, kondisi pasar tahun ini bakal jauh lebih baik dari tahun lalu, yang sudah terlihat sejak triwulan pertama 2019.

Oleh karena itu, NISP membuka peluang untuk menerbitakan obligasi di kuartal kedua 2019. "Kita punya program (obligasi) berkelanjutan, prosesnya jadi cepat. Kuartal kedua kita lihat situasi dan kuartal 3 juga (lihat situasi)," kata Johannes. "Kalau kita lihat situasinya sudah kondusif. Kami berharap banyak tahun ini bisa dilakukan," katanya menambahkan.

Untuk Ekspansi Kredit

Direktur Independen NISP Hartati mengatakan, penerbitan obligasi berkelanjutan NISP ini bakal dilakukan untuk melakukan ekspansi penyaluran kredit. Dia mengatakan, obligasi tersebut bukan untuk membayar utang obligasi yang hatuh tempo pada tahun ini. "Untuk refinancing (utang obligasi jatuh tempo) dari dana sendiri," ujar Hartati.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin