PT Bukit Uluwatu Villa Tbk. (BUVA) berencana untuk mengajukan pinjaman kepada pihak perbankan senilai US$ 130 - 140 juta atau sekitar Rp 1,84 hingga 1,98 triliun (kurs Rp 14.100 per dolar Amerika). Dana tersebut rencananya untuk mempercepat penyelesaian beberapa proyek hotel yang tengah mereka kerjakan.
Direktur Bukit Uluwatu Villa Hendry Utomo mengatakan pinjaman tersebut bisa melalui bank atau pun non-bank. "Tapi kemungkinan besarnya adalah bank. Nilainya masih dibicarakan, belum final sebenarnya," kata Direktur Bukit Uluwatu Villa Hendry Utomo di Jakarta, Senin (8/4).
Salah satu proyek milik BUVA yang sudah berjalan yaitu pembangunan hotel di daerah Bintan, Kepulauan Riau, yang sudah mencapai 55 hingga 60 % dan penyelesaiannya ditargetkan akan selesai tahun depan. Saat ini, sudah ada ada tiga hotel yang beroperasi. Hotel Alila di SCBD baru beroperasi sebagian.
(Baca: Melonjak 150%, Erajaya Raup Laba Bersih Rp 850 Miliar pada 2018)
Hendry menyampaikan, usai proyek percepatan penyelesaian hotel-hotel yang sedang mereka bangun, ke depan berencana untuk menambah hotel di tanah yang sudah mereka miliki. Beberapa lokasi yang bakal dibangun adalah di Magelang, Jawa Tengah dan Manado, Sulawesi Utara. Namun, Hendry belum bisa memastikan kapan mereka bisa mulai menggarap proyek di kedua lokasi tersebut.
Kedua lokasi tersebut dipilih karena menurut studi yang mereka lakukan, Magelang dan Manado merupakan daerah yang cocok untuk ekspansi bisnis sesuai dengan strategi perusahaan. "Menyasarnya turis kombinasi, jadi seperti yang sudah ada di hotel-hotel yang sudah berjalan kombinasi," kata Hendry.
Pinjaman dari perbankan tersebut juga akan digunakan untuk ekspansi bisnis unit baru. Meski begitu, saat ini Hendry belum bisa ungkapkan lebih detail lagi. Hanya saja dia menyampaikan, perusahaan membuka peluang menambah bisnis baru dalam bentuk ekspansi hotel.
Untuk bisnis baru pada akuisisi ini akan mereka sampaikan di kemudian hari. "Sekarang masih negosiasi. Kebutuhan dana totalnya untuk pengembangan bisnis dan akusisi itu kebutuhan dananya sekitar maksimum Rp 450 miliar," ujar Hendry.
(Baca: Setelah Naik Pekan Lalu, IHSG Berpotensi Turun Hari Ini)
Namun, Hendry mengatakan, pinjaman yang mereka sedang jajaki ini tidak seluruhnya digunakan untuk pengembangan bisnis dan akusisi. Sebagian juga akan digunakan untuk refinancing pinjaman yang sudah ada. Namun hal tersebut tergantung hasil pembicaraan dengan pihak perbankan.
Untuk meminjam, perusahaan akan menjaminkan separuh kekayaan perusahaan dan entitas anak. Untuk melakukan hal itu, Bukit Uluwatu telah mengantongi izin Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar hari ini di Hotel Alila SCBD, Jakarta.