PT Dewata Freightinternational Tbk (DEAL) akan menyuntik modal anak usahanya PT Dewata Makmur Bersama senilai Rp 16 miliar pasca pencatatan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tambahan modal itu akan digunakan untuk membangun tiga pembangkit listrik.
"Selama ini kami banyak mengangkut logistik power plant, mulai dari mengambil barang di Tiongkok dan Jepang, sampai di posisi tujuan," kata Presiden Direktur Dewata Freightinternational Bimada, di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (9/11). Anak usaha tersebut akan menjadi diversifikasi bisnis perseroan.
Dewata Makmur Bersama sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk pembangkit listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) di Tarakan, dengan nilai investasi Rp 200 miliar. Mereka juga akan menandatangani MoU serupa untuk pembangunan pembangkit listrik di Lampung dan Pulau Seram dengan kapasitas masing-masing sebesar 15 Megawatt (MW). "Targetnya tahun depan mulai membangun pembangkit listrik di Tarakan. Mulai April 2019, mesin-mesinnya kami bawa ke Tarakan," ujar Bimada.
Dewata Freightinternational menjadi emiten ke-50 tahun ini dengan melepas 300 juta saham atau sekitar 26,79% saham dari modal disetor dan ditempatkan setelah IPO. Perseroan menawarkan harga saham perdananya sebesar Rp 150 sehingga total dana yang diraih sekitar Rp 45 miliar.
(Baca: Adu Kuat Perusahaan Logistik Berebut Pasar E-Commerce)
Sisa dana yang didapatkan dari IPO ini setelah menyuntikkan dana ke anak perusahaan, akan mereka gunakan untuk modal operasional perusahaan. Alasannya, karena dari sisi logistik, kekuatan finansial sangat dibutuhkan untuk menentukan pertumbuhan perusahaan.
Menurut Bimada, bisnis perusahaan di tahun depan berpeluang tumbuh dengan pesat. Hal ini didukung dengan kondisi infrastruktur Indonesia yang lebih baik sehingga kebutuhan terhadap perusahaan-perusahaan logistik akan meningkat. Meski demikian, perseroan juga sadar bahwa persaingan di bisnis logistik makin ketat dengan hadirnya perusahaan-perusahaan logistik asing di pasar Indonesia.
Dewata Freightinternational terus melakukan transformasi dari sisi sumber daya manusia (SDM), sistem komputerisasi, dan digitalisasi hingga otomatisasi agar tetap unggul dalam persaingan bisnis logistik. Selain itu, mereka juga meningkatkan kualitas layanan dengan melakukan terobosan-terobosan dari sisi layanan pengakutan barang (forwarding).
Dari sisi tersebut, ada dua faktor yang menentukan, yaitu SDM pemasaran dan SDM operasional. Perusahaan melatih SDM di pemasaran agar menjadi ahli negosiasi. Sedangkan dari sisi operasional, SDM harus memahami bisnis logistik dengan baik. "Karena service tagline visi kita adalah kecepatan, ketepatan, dan keamanan," katanya.
Pada pembukaan perdagangan perdana sahamnya di bursa, emiten berkode DEAL ini melejit hingga 69,33% menjadi Rp 254 per saham dan menyentuh batas atas auto rejection. Kenaikan harga saham yang signifikan itu menjadikan DEAL sebagai pemimpin jajaran saham-saham top gainers hingga sesi pertama perdagangan saham ditutup.
(Baca: Aksi Ambil Untung Marak, Indeks Bursa Saham Tergerus 0,96%)