PT MD Pictures Tbk, perusahaan yang bergerak di bidang usaha studio perfilman, akan menawarkan saham perdana sebanyak 1,98 miliar saham atau setara 19,45% dari saham perusahaan setelah initial public offering (IPO). Perseroan akan menggunakan dana hasil IPO untuk membiayai ekspansi produksi film, kontrak eksklusif dengan sutradara dan artis, pengembangan hak kekayaan intelektual (HAKI), serta pengembangan film animasi.
Direktur Utama MD Pictures Manoj Punjabi mengatakan perusahaan berencana memproduksi film internasional di Hollywood dengan anggaran US$ 5 juta. MD Pictures juga akan menyisihkan dana sekitar US$ 1 juta untuk membentuk perusahaan patungan dengan investor Tiongkok dan Korea Selatan untuk menembus pasar film di kedua negara tersebut.
"Kepemilikan saham masing-masing pihak pada perusahaan patungan ini adalah sepertiga," kata Manoj. Perusahaan patungan tersebut pada tahap awal akan memproduksi dua film, yakni satu film animasi dan satu film bergenre horor. MD Pictures menargetkan dapat memproduksi 15 film bioskop pada tahun ini, meningkat sekitar 50% dibandingkan dengan 2017 sebanyak 10 film. Perseroan telah merilis 8 film hingga Juli 2018.
Direktur MD Pictures Shania Punjabi mengungkapkan industri perfilman di dalam negeri memiliki prospek yang cerah. Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah layar bioskop dari 774 layar pada 2012 menjadi 1.750 layar pada 2018. Angka ini diprediksi akan terus bertambah menjadi 2.500 layar pada 2020.
Jumlah penonton film Indonesia pun meningkat lebih dari dua kali lipat, yakni dari 19,04 juta penonton pada 2012 menjadi 42,72 juta penonton pada 2017. "Pangsa pasar MD Pictures pada 2017 mencapai 10,4 juta penonton atau 24,33%," ujar Shania.
(Baca: MNC Studios Targetkan Dana IPO hingga Rp 1,01 Triliun)
Ada beberapa faktor yang akan mendukung pertumbuhan industri film di Indonesia. Shania mengatakan, industri perfilman telah dikeluarkan dari daftar negatif investasi (DNI) sehingga akan semakin banyak investor asing yang tertarik masuk ke sektor ini. Pertumbuhan pengguna internet juga menjadi pasar potensial bagi bisnis film digital di masa depan seiring dengan popularitas video on demand yang makin meningkat.
Valuasi Saham
MD Pictures menetapkan harga saham perdana sebesar Rp 210 per saham. Menurut Associate Director of Investment Banking NH Korindo Sekuritas Gautama, harga saham tersebut mencerminkan price earning (PE) ratio sebesar 9 kali. "Struktur penawaran saham MD Pictures ini tergolong unik karena bisnisnya mencakup produksi film dan properti investasi yang nilainya cukup besar, yakni MD Place dan Studio 7 di mana asetnya divaluasi Rp 1 triliun," kata Gautama. Jika dibandingkan dengan perusahaan film internasional seperti 20th Century Fox yang memiliki PE 15-22 kali, valuasi MD Pictures cukup menarik.
Bersamaan dengan IPO, perseroan juga akan menerbitkan atau 119,04 juta saham baru dalam rangka pelaksanaan Mandatory Convertible Bond (MCB) senilai Rp 25 miliar. Associate Director of Equity NH Korindo Dedi Efian mengatakan, MCB tersebut merupakan surat utang yang diterbitkan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan sebelum IPO. Dalam penawaran saham ini, MD Pictures telah mendapatkan sejumlah pembeli siaga dari luar negeri. Alokasi saham untuk pembeli siaga sekitar 50-60% dari total jumlah saham IPO.
Pada tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan sekitar 80% dari penjualan tahun lalu yang mencapai Rp 248 miliar. Adapun laba usaha perseroan diprediksi mencapai 25-30% dari total penjualan. Penawaran umum saham MD Pictures akan dilaksanakan pada 25-31 Juli 2018 sedangkan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan 7 Agustus 2018.
(Baca: Direksi Baru BEI Targetkan 105 Perusahaan Go Public hingga 2020)