Tutup Utang, Alfamart Terbitkan Obligasi Rp 1 Triliun

KATADATA
Sepanjang 2017 Sumber Alfaria mencatat pendapatan sebesar Rp61,4 triliun, meningkat 9,55% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Penulis: Ekarina
26/3/2018, 17.18 WIB

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), pemilik jaringan retail Alfamart, menerbitkan obligasi berkelanjutan II sebesar Rp 1 triliun. Menurut manajemen perseroan, sekitar 60% dana penerbitan obligasi rencananya akan digunakan untuk melunasi obligasi berkelanjutan tahap II tahun 2015 sebesar Rp 600 miliar dan 40% sisanya untuk membayar sebagian utang kepada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai total Rp 2,5 triliun.

Keterbukaan informasi yang dipublikasikan perseroan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), menyebutkan bahwa obligasi ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan II yang diterbitkan perseroan pada tahun lalu sebesar Rp 3 triliun. Obligasi ini memiliki tingkat bunga sebesar 7,5% per tahun yang akan dibayarkan tiap tiga bulan sekali.

"Obligasi ini berjangka waktu tiga tahun dengan jatuh tempo pada 12 April 2021," tulis manajemen perseroan dalam keterbukaan informasi, Senin (26/3).

(Baca : Penjualan Tumbuh Melambat, Laba Alfamart Anjlok 50%)

Perusahaan telah menunjuk BCA sekuritas dan Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, hingga 31 Desember 2017 saldo liabilitas perseroan dan entitas anak tercatat sebesar Rp16,6 triliun, dimana Rp 13 triliun merupakan dari liabilitas jangka pendek dan Rp 3,59 triliun sisanya merupakan liabilitas jangka panjang.

Total liabilitas perusahaan pada 2017 mengalami peningkatan sebesar 17,43% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 14,1 lantaran adanya peningkatan utang usaha pihak ketiga dan utang bank.

(Baca : Daya Beli Melemah, Rata-rata Penjualan Gerai Matahari Turun 1,2%)

Sementara terkait kinerja keuangan perseroan, sepanjang 2017 Sumber Alfaria mencatat pendapatan sebesar Rp61,4 triliun, meningkat 9,55% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp56,1 triliun seiring dengan kenaikan penjualan dan penambahan jumlah gerai sepanjang tahun tersebut.

Sedangkan laba bersih perseroan yang berakhir pada 31 Desember 2017 tercatat sebesar Rp 300 miliar, anjlok 50% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 601 miliar diakibatkan oleh meningkatnya laju beban operasional dan beban keuangan, sementara pendapatan tumbuh melambat.