Perusahaan Televisi Hary Tanoe Bagi Dividen Rp 587 Miliar

Arief Kamaludin|Katadata
Penulis: Miftah Ardhian
Editor: Yuliawati
23/6/2017, 12.27 WIB

Emiten perusahaan televisi PT Media Nusantara Citra Tbk., menggelontorkan dividen sebesar Rp 587 miliar atau 43 persen dari total laba sepanjang 2016 sebesar Rp 1,36 triliun. Keputusan ini telah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).

"Setiap pemegang saham akan memperoleh dividen sebesar Rp 42 per lembar saham," kata Direktur Utama perusahaan berkode MNCN, David Fernando Audy, saat konferensi pers, di Gedung MNC Tower, Jakarta, Kamis (22/6).

David menjelaskan tata cara pembagian dividen tunai final tersebut akan diumumkan dalam surat kabar. Kemudian, penerimaan dividen tunai final akan dikenakan pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang perpajakan.

(Baca: Perusahaan Televisi Hary Tanoe Akan Jual 1,2 Miliar Saham Baru)

Laba bersih MNCN pada 2016 tumbuh sebesar 16 persen dibandingkan perolehan laba 2015 yang sebesar Rp 1,18 triliun. "Sisa dari laba bersih setelah dikurang dividen akan ditahan untuk memperkuat struktur permodalan," ujar David.

Perolehan laba didukung pendapatan yang di antaranya bersumber dari iklan TV. Sepanjang 2016, perusahaan milik pengusaha Hary Tanoesoedibjo berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 6,7 triliun atau tumbuh 4 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat Rp 6,4 triliun. EBITDA atau laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi, pun mengalami pertumbuhan sebesar 9 persen yakni dari Rp 2,4 triliun pada 2015 menjadi Rp 2,6 triliun di 2016.

Dari kinerja 2016, MNCN pun menganggarkan belanja modal (Capital Expenditure/Capex) senilai US$ 20-30 juta. David menjelaskan, angka ini memang terbilang kecil lantaran seluruh pembangunan proyek besar, seperti pembangunan empat gedung dan 40 studio telah dirampungkan.

 (Baca: Perusahaan Hary Tanoe Tak Bagi Dividen Demi Bangun Hotel Mewah "Trump")

MNCN saat ini memiliki pinjaman sebesar US$ 250 juta untuk merampungkan proyek tersebut. David menjelaskan, pihaknya tengah melakukan penjajakan untuk refinancing pinjaman senilai US$ 150 juta yang jatuh tempo pada September 2017.

"Kami lakukan refinancing ini juga karena bunga bisa lebih rendah dengan kinerja perusahaan yang terus meningkat. Hal ini juga dibantu dengan kenaikan peringkat layak investasi Indonesia dari S & P," ujarnya.

Hingga kuartal-I 2017 ini, pendapatan MNCN tumbuh 5 persen jika dibandingkan kuartal 1-2016. Pada kuartal 1-2017 pendapatan perseroan tercatat Rp 1,6 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp 1,53 triliun. Pendapatan ini masih ditopang oleh iklan ke televisi yang dimiliki oleh MNCN, yang di antaranya RCTI, MNC TV, Global TV, dan iNews.

(Baca: Bursa Indonesia Meroket, Dua Kali Cetak Rekor Sepekan)