Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sedang menyiapkan anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melantai di bursa efek pada 2017. Tercatat, sebanyak delapan anak perusahaan yang menyatakan diri siap untuk melakukan Initial Public Offering (IPO) guna memperoleh dana segar.
Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro mengatakan kesempatan untuk melakukan IPO cukup besar. Apalagi, ada kemungkinan BUMN tidak akan mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun depan.
"Justru karena tidak ada PMN makanya IPO. Ada atau tidak ada PMN, ya IPO harus didorong. Saya pastikan tahun depan IPO makin banyak, anak perusahaan BUMN," kata Aloysius saat ditemui di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Selasa, 6 September 2016.
Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah tidak mengalokasikan dana PMN untuk BUMN dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017. Perusahaan BUMN dinilai sudah memiliki kemampuan permodalan mencukupi untuk mencari pendanaan eksternal dan mengembangkan usahanya.
Menurut Menteri BUMN Rini Soemarno, beberapa BUMN telah mampu memutar modal untuk mencari pembiayaan baru (leverage). Modal itu sudah dikantongi beberapa BUMN melalui suntikan PMN sejak pada 2015. (Baca juga: Berharap Holding, Rini Soemarno Setop Suntik BUMN Tahun Depan).
Aloysius menyebut nama-nama anak perusahaan yang siap IPO, yakni anak usaha PT Pelindo II yaitu PT Tanjung Priok Car Terminal, dan PT Berlian Jasa Terminal. Selain itu, anak usaha PT Pertamina di bidang asuransi yakni PT Tugu Pratama. "Tugu Pratama akan dapat Rp 2,5 - 3 triliun-lah, kemungkinan paling besar," ucap Aloysius. (Baca juga:Hanya Anak Usaha Asuransi Pertamina yang Siap Masuk Bursa).
Anak usaha BUMN Karya juga akan melakukan IPO tahun depan. Sejauh ini, menurut Aloysius, yang telah siap yakni anak usaha PT Pembangunan Perumahan (PP) yaitu PP Beton dan PP Peralatan, serta anak usaha dari PT Wijaya Karya yaitu Wika Intrade yang bergerak dibidang solar cell untuk pemanas air.
Selain itu, PT Krakatau Steel diketahui juga memiliki minat untuk menjual saham anak usahanya, PT Krakatau Daya Listrik. Kemudian, Garuda Indonesia pun tidak mau ketinggalan. Maskapai penerbangan nasional ini juga menyiapkan anak usahanya di bidang perawatan (engineering) pesawat yaitu GMF Garuda untuk melantai di bursa efek.