KATADATA - Harga saham PT Medco Energi Internasional Tbk melonjak tajam hampir 42 persen hanya dalam empat hari terakhir. Lonjakan harga saham Medco tersebut terjadi di tengah semakin santernya kepastian rencana perusahaan minyak dan gas bumi ini mengakuisisi saham PT Newmont Nusa Tenggara.
Pada penutupan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis ini (31/3), harga saham Medco melonjak 12,4 persen dibandingkan hari sebelumnya menjadi Rp 1.495 per saham. Geliat harga saham perusahaan milik taipan Arifin Panigoro ini sebenarnya sudah terlihat sejak awal pekan ini. Pada Senin lalu (28/3), harga sahamnya naik 13,3 persen dari level Rp 1.055 per saham. Artinya, sejak Senin hingga Kamis ini harga saham Medco sudah melonjak 41,7 persen.
Para investor di bursa saham pun mengaitkan lonjakan harga saham tersebut dengan kedatangan para petinggi Medco ke Istana Negara, Jakarta, pada Senin lalu. Kala itu, Arifin menemui Presiden Joko Widodo didampingi oleh Presiden Direktur Medco Hilmi Panigoro dan Presiden Komisaris Medco Muhammad Lutfi.
Namun, trio petinggi Medco ini enggan menjelaskan materi pembicaraan dengan Jokowi yang berlangsung selama lebih satu jam itu. Lutfi hanya mengatakan pertemuan itu berkaitan dengan urusan bisnis. "Ini urusan dagang, urusan perusahaan, urusan Medco," kata Lutfi, seperti dikutip dari situs tempo.co. Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu menambahkan akan mengumumkan hal tersebut pada hari Kamis. “Nanti, Kamis (31/3), kami baru ngomong resmi. Kamis, kami ke sini lagi.”
Namun, hingga Kamis sore ini tidak terlihat kedatangan rombongan Medco ke istana presiden. Juru Bicara Presiden, Johan Budi S.P. juga menegaskan tidak ada pertemuan Presiden dengan para petinggi Medco, Kamis ini. “Hari ini saya tidak melihat ada jadwal Presiden bertemu dengan petinggi Medco,” katanya kepada Katadata.
Berdasarkan kabar yang berkembang di bursa saham, kedatangan para petinggi Medco pada senin lalu itu untuk melaporkan kepada Presiden dan membahas rencana mengakuisisi saham Newmont. “Kabarnya Medco segera merampungkan akuisisi salah satu aset nasional berkelas dunia yg dimiliki Indonesia, yaitu tambang emas Newmont,” kata seorang pelaku pasar.
(Baca: Teken Kontrak Konstruksi US$ 240 Juta, Medco Mulai Garap Blok A)
Saat dikonfirmasi Katadata, Kamis ini, Lutfi juga tidak membantah maupun membenarkan kabar tersebut. Dia hanya membantah kabar yang berkembang bahwa pertemuan dengan Presiden Jokowi itu untuk membahas tawaran menjadi menteri. “Ini pastinya tidak ada urusan politik. Tapi urusan yang lain, yang belum bisa dibicarakan (ke publik),” katanya. Lutfi hanya menjanjikan akan segera mengumumkan hal itu kalau prosesnya sudah rampung.
(Baca: Rizal Ramli Sebut Panigoro akan Caplok 76 Persen Saham Newmont)
Kabar rencana Medco membeli saham Newmont sebenarnya sudah berhembus sejak November tahun lalu. Kala itu, adalah Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli yang mengungkapkan secara terbuka rencana tersebut setelah menerima kunjungan Arifin Panigoro pada 25 November 2015. “Kedatangan saya untuk melaporkan akuisisi Newmont. Selain karena Kemenko (Maritim) ini membawahi Kementerian ESDM, juga karena Rizal Ramli adalah sahabat lama sejak puluhan tahun silam,” kata Arifin, seperti tercantum dalam siaran pers Menko Maritim.
Saat itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said juga menyatakan, pembelian saham perusahaan tambang tembaga di Nusa Tenggara Barat itu masih dalam proses negosiasi. Jadi, sampai saat ini belum ada kesepakatan antara Panigoro dengan Newmont Mining Corporation sebagai pengendali utama Newmont. "Itu juga rasanya belum closed betulkan. Masih dalam proses," katanya, pada 27 November 2015.
(Baca: Panigoro-Newmont Belum Sepakat, Saham Medco Melorot)
Menurut Sudirman, itu merupakan transaksi dan pembicaraan secara bisnis sehingga pemerintah tidak bisa ikut campur. Ia menambahkan, sebenarnya Newmont atau pemegang saham yang baru sudah berkomunikasi dengan Kementerian ESDM. "Saya tidak tahu Pak Arifin atau siapa (yang mau membeli). Tapi yang jelas sudah ada."
Sekadar informasi, saat ini 56 persen saham Newmont dimiliki oleh Nusa Tenggara Partnership BV. Sisanya, sebanyak 24 persen saham dimiliki PT Multi Daerah Bersaing (MDB), 17,8 persen PT Pukuafu Indah, dan 2,2 persen dimiliki Indonesia Masbaga Investama. MDB adalah perusahaan daerah yang terafiliasi dengan Grup Bakrie. Sebagai gambaran, saat didivestasikan tahun 2013, nilai 7 persen saham Newmont sebesar US$ 246,8 juta. Kalau nilai itu tidak berubah sekarang, maka nilai 76 persen saham Newmont sekitar US$ 2,7 miliar.