KATADATA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan lapangan migas Bukit Tua mulai menunjukkan performa baik. Produksi minyak lapangan itu meningkat. Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas Muliawan mengatakan saat ini produksi minyak Bukit Tua sebesar 18.500 barel oil per day (BOPD).
Lapangan ini merupakan bagian dari Blok Migas Ketapang yang dikelola oleh Petronas Carigali Ketapang II Ltd. Jika mengacu dari hasil Work Program and Budget (WP&B), tahun ini Petronas mentargetkan produksi minyak dari lapangan tersebut 18.033 BOPD. Dengan demikian ada peningkatan produksi lebih dari 400 ribu BOPD.
“Alhamdulillah, reservoir (kolam penyimpanan)-nya oke,” ujar Muliawan kepada Katadata, Selasa, 15 Maret 2016. Sementara jika ditinjau dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun ini, lifting minyak dan kondensat di blok Ketapang mencapai 19,14 BOPD.
Awalnya, lapangan Bukit Tua memulai lifting pertama pada pertengahan tahun lalu. Pada medio Agustus 2015, Bukit Tua menghasilkan 5000 BOPD minyak. Petronas mentargetkan produksi puncaknya bisa mencapai 20 ribu barel minyak pada tahun ini. (Baca: Lifting Perdana dari Lapangan Bukit Tua).
Dari data SKK Migas, lifting minyak dari lapangan itu mula-mula akan masuk lewat fasilitas produksi, penyimpanan, dan pengangkutan terapung (Floating Production, Storage and Offloading/FPSO) Ratu Nusantara. FPSO itu berada di lepas pantai Madura Jawa Timur. Kapasitas pengolahan minyaknya bisa mencapai 20 ribu barel per hari serta gas 70 juta kaki kubik per hari. Kapal pengolahan itu mampu menyimpan 630 ribu barel minyak yang telah diproses. Minyaknya akan dikirimkan ke kilang-kilang milik PT Pertamina.
Meski produksi minyak naik, namun untuk gas masih menunggu kesiapan proyek pembangunan fasilitas produksi. “Gasnya belum siap disuplai ke pembeli,” ujar Muliawan. Namun ia urung menjelaskan lebih detail kendala yang menyebabkan hal tersebut belum bisa selesai. (Lihat juga: Lifting Minyak Tujuh Kontraktor Lebih Rendah dari Target 2016).
Hal serupa juga diakui Oleh Business Developement and External Relations Manager Petronas Carigali Indonesia Operations Pudja Kartawidjaja. “Memang masih dalam tahap pengerjaaan,” ujar dia kepada Katadata, Selasa, 15 Maret 2016. Pun begitu, Pudja tidak mau menjelaskan target rampungnya fasilitas produksi gas di lapangan bukit tua Tersebut.
Padahal SKK Migas mentargetkan fasilitas produksi tersebut bisa onstream pada kuartal pertama tahun ini. SKK Migas mengira puncak produksi gas Bukit Tua bisa mencapai 50 MMSCFD tahun ini. SKK Migas mencatat, untuk produksi gas dari lapangan Bukit Tua, gas akan dialirkan ke fasilitas penrimaan darat (onshore receiving fasility/ORF) yang lokasinya di Gresik, Jawa Timur. Gas dari lapangan Bukit Tua akan dialokasikan untuk pembangkit Listrik Jawa Bali.
Lapangan Bukit Tua merupakan proyek hulu migas terbesar Petronas di Indonesia. Investasinya mencapai US$ 800 juta. Blok Ketapang merupakan blok yang dikelola Petronas sebagai operator yangn mengempit 80 persen saham di blok tersebut. Sisa 20 persen dipegang oleh PT Saka Ketapang Perdana, anak Usaha PT Perusahaan Gas Negara. (Baca: Proyek Migas Bukit Tua Mulai Beroperasi April 2015).
Selain mengelola Blok Ketapang, Petronas jugas memegang hak partisipasi di beberapa wilayah kerja migas Indoenesia. Misalnya wilayah kerja Natuna Sea A sebesar 15 persen. Perusahaan gas Negeri Jiran ini juga menguasai 80 persen saham di Blok Muriah. Petronas juga bekerjasama dengan anak usaha PGN di blok Muriah, yakni PT Saka Energy Muriah Ltd.