KATADATA ? PT Holcim Indonesia Tbk menargetkan dapat memulai proses merger dengan PT Semen Andalas pada akhir tahun ini. Diharapkan proses tersebut akan dapat rampung pada 2016 dan akan memperkuat perseroan.
Saat ini, perseroan masih menunggu hasil merger dua holding induk kedua produsen semen tersebut, yakni Holcim Ltd dan juga Lafarge SA, induk perusahaan Semen Andalas. Proses merger tersebut telah dimulai pada 2014 lalu, dan diperkirakan akan rampung Juli mendatang.
?Prosesnya akan kami mulai pada akhir tahun ini,? kata Vice President of Sales Holcim Indonesia Juhans Suryantan kepada Katadata di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (21/5).
Juhans mengatakan, proses penggabungan dua produsen semen ini bukanlah proses yang sederhana. Pasalnya, Holcim merupakan perusahaan yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), sedangkan Semen Andalas masih menjadi perusahaan tertutup.
?Tantangannya bagaimana kami tetap mengikuti regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK),? katanya.
Penggabungan usaha antara Holcim dan Semen Andalas ini, kata dia, akan meningkatkan kapasitas perusahaan yang dapat menopang kompetisi bisnis semen dalam negeri kuat. Dia bahkan mengungkapkan pangsa pasar semen Holcim akan mencapai 17 persen dengan merger ini.
Di kesempatan yang sama Relationship Management Director Holcim Indonesia Rusli Setiawan mengatakan, proses merger cepat atau lambat pasti akan terjadi. Hal ini secara otomatis akan mengikuti kebijakan holding yang telah ranpung melakukan proses merger.
?Jadi hari ini masih kompetitor, tapi memang (merger) akan turun ke masing-masing unit. Kami masih menunggu arahan holding,? kata Rusli.
Pada 2014, kapasitas produksi semen dalam negeri mencapai 71,5 juta ton. Dari jumlah itu, Holcim memproduksi 12,1 juta ton atau 17 persen, sedangkan Semen Andalas memproduksi 1,6 juta ton atau 2,2 persen.
Dari sisi pangsa pasar, Holcim merupakan pemain semen terbesar ketiga nasional dengan cakupan sebesar 15 persen. Sementara Semen Andalas menguasai 3 persen pasar dalam negeri, yang wilayah cakupan di Sumatera.
Adapun pangsa pasar semen di dalam negeri terbesar pada tahun lalu adalah PT Semen Indonesia Tbk yang menguasai 43,7 persen, kemudian diikuti PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar 30 persen.