KATADATA ? Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menolak anggapan bahwa kebijakan pemerintah terkait harga semen yang menjadi penyebab ambrolnya harga saham emiten semen di Bursa Efek Indonesia.
Pemerintah pada Jumat (16/1) lalu mengumumkan penurunan harga jual semen sebesar Rp 3.000 per sak. Kebijakan tersebut bertujuan untuk menurunkan harga-harga kebutuhan masyarakat.
Rini mengatakan, tidak ada hubungannya antara kebijakan pemerintah dengan harga saham emiten semen. ?Nggak ada hubungannya,? kata dia kepada Katadata, Gedung DPR, Jakarta, Senin (19/1).
Lebih lanjut dia mengatakan, dirinya tidak mengetahui perihal turunnya harga saham perusahaan semen yang terjadi sejak akhir pekan lalu. ?Saya juga nggak tahu turun berapa,? ujarnya. (Baca: Turunnya Saham Emiten Semen Hanya Sementara)
Pada perdagangan hari ini, saham-saham emiten semen kembali berguguran. Total kapitalisasi pasar yang hilang dari emiten semen dalam dua hari perdagangan mencapai Rp 22,7 triliun.
Saham PT Semen Indonesia Tbk merosot 900 poin atau sebesar 6 persen ke posisi Rp 14.100 per saham. Pada Jumat (16/1) lalu, saham emiten berkode SMGR tersebut tercatat turun 7,4 persen atau 1.200 poin.
Dalam dua hari perdagangan kapitalisasi pasar Semen Indonesia berkurang hingga Rp 11,1 triliun. Pada hari ini, SMGR kehilangan kapitalisasi pasar sebesar Rp 4 triliun. (Baca: Saham Semen Berguguran, Kapitalisasi Pasar Hilang 8 Triliun)
PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk juga kembali mencatatkan penurunan harga saham. Hari ini saham emiten berkode INTP itu turun 475 poin atau 2,1 persen ke Rp 21.825 per saham. Total kapitalisasi INTP yang hilang dalam dua hari perdagangan mencapai Rp 10,9 triliun.
Sementara saham PT Holcim Indonesia Tbk tercatat turun 6,6 persen atau 135 poin ke posisi Rp 1.915 per saham. Dalam dua hari, kapitalisasi pasar saham emiten berkode SMCB sebesar Rp 540 miliar. (Baca: Pengumuman Presiden Merontokkan Saham Emiten Semen)
Adapun saham PT Semen Baturaja Tbk tercatat hanya turun 2 poin atau 0,54 persen. Emiten berkode SMBR ini kehilangan kapitalisasi pasar sebesar Rp 160 miliar dalam dua hari perdagangan.