KATADATA ? Selain masalah pelaksanaan rights issue yang jauh di bawah harga pasar, penggunaan dana hasil penerbitan saham baru PT BW Plantation tersebut juga banyak menarik perhatian.
Sebelumnya perseroan menawarkan harga rigths issue Rp 390-411 per saham, padahal harga sahamnya saat itu masih di kisaran Rp 955 per saham. Perseroan akan menerbitkan 27,02 miliar saham baru, lewat mekanisme penerbitan umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) senilai Rp 11,11 triliun.
Sebagian besar dana hasil rights issue digunakan untuk membeli Green Eagle Holding yang berada di bawah payung Rajawali Group. Riset UOB Kay Hian menyebut rencana akuisisi Green Eagle terlalu mahal, yaitu US$ 11.392 per hektare dengan menggunakan metode penilaian aset, atau dengan EV/Planted senilai US$ 13.564 per hektare. Padahal harga perusahaan sejenis berdasarkan EV/Planted, hanya berkisar US$ 9.600 per hektare.
?Injeksi aset tersebut dilakukan pada harga yang lebih tinggi dibandingkan kombinasi 22 persen pengambilalihan kepemilikan oleh Rajawali, melalui Pegasus dan Matacuna pada harga masing-masing US$ 5.721 per hektare dan US$ 10.720 per hektare,? seperti dikutip harian Bisnis Indonesia, Selasa (30/9).