Tinggi, Peluang Kenaikan Saham Batu Bara

KATADATA | Arief Kamaludin
Penulis:
Editor: Arsip
14/4/2014, 00.00 WIB

Adapun harga tertinggi yang diproyeksikan analis adalah Rp 37.000 per saham, sedangkan yang terendah Rp 21.000 per saham.

Tahun lalu, saham ketiga emiten tersebut mencatatkan penurunan yang signifikan seiring dengan melemahnya harga komoditas batu bara. Adaro Energy tercatat turun hingga 31 persen, sedangkan Indo Tambangraya turun hingga 27 persen.

Andy Wibowo Gunawan, analis Sucorinvest, menyebutkan harga batu bara pada tahun ini berpotensi meningkat seiring dengan naiknya harga minyak mentah. Menurutnya, harga batu bara berkorelasi erat dengan harga minyak. Biasanya, kata dia, selisih antara harga minyak dengan batu bara berkisar 17-25 persen.  

?Kami memprediksi harga minyak jenis brent pada 2014 dan 2015 akan berkisar US$ 111,7 per barel dan US$ 112,7 per barel. Oleh karena itu, harga batu bara diperkirakan US$ 85,5 per ton dan US$ 86,5 per ton,? kata Andy dalam risetnya beberapa waktu lalu.

Menurut dia, sejumlah emiten telah siap untuk melakukan diversifikasi untuk mengatasi permintaan yang menurun. Selain Indo Tambangraya yang tengah membangun pembangkit listrik, PTBA dan Adaro sudah membangun pembangkit listrik. ?Pembangunan power plant memang butuh waktu 1-2 tahun, jadi dampaknya akan terasa pada jangka panjang,? ujarnya.

Sementara Fajar Indra, analis Panin Sekuritas, yang menilai harga saham PTBA saat ini sudah sangat murah. ?Kami perkirakan volume penjualan PTBA akan mencapai puncaknya pada paruh kedua 2014,? kata dia. ?Ini seiring penyelesaian fasilitas bongkar muat di Pelabuhan Tarahan.?

Halaman:
Reporter: Aria W. Yudhistira