PT Gudang Garam Tbk (GGRM) berhasil mengantongi laba bersih senilai Rp 2,44 triliun pada triwulan I-2020. Raihan tersebut naik 3,8% dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya (year on year/yoy) yang sebesar Rp 2,35 triliun.
Capaian pertumbuhan ini jauh lebih lambat dibandingkan capaian produsen rokok ini pada triwulan I 2019. Ketika itu Gudang Garam masih mencatatkan pertumbuhan pendapatan hingga 19,1%, sedangkan laba bersihnya tumbuh 24,47% yoy dibandingkan periode triwulan I-2018.
Dalam laporan keuangan perusahaan yang dirilis Rabu (29/4) melalui keterbukaan informasi, kenaikan laba bersih tersebut sejalan dengan naiknya penjualan dan pendapatan perusahaan sebesar 4% menjadi Rp 27,26 triliun, dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 26,19 triliun.
Secara total, pendapatan Gudang garam masih disokong oleh penjualan rokok jenis sigaret kretek mesin (SKM). Triwulan I-2020, perusahaan bisa mengantongi pendapatan senilai Rp 24,76 triliun dari penjualan SKM, dimana catatan itu tumbuh 3,4% yoy dari Rp 23,92 triliun.
(Baca: Sesuai Jadwal, Gudang Garam Ground Breaking Bandara Kediri Besok)
Pendapatan lainnya yang mampu diraup oleh Gudang Garam pada tiga bulan pertama tahun ini, berasal dari penjualan sigaret kretek tangan (SKT). Pendapatan dari SKT senilai Rp 2,15 triliun atau tumbuh hingga 11,9% yoy dari Rp 1,92 triliun.
Total aset Gudang Garam per akhir Maret 2020 ini senilai Rp 76,82 triliun, turun dibandingkan dengan total aset per akhir Desember 2019 senilai Rp 78,64 triliun. Meski total aset tidak lancar naik dari Rp 26,56 triliun menjadi Rp 27,59 triliun, namun total aset lancarnya turun dari 52,08 triliun menjadi Rp 49,23 triliun.
Sementara, total liabilitas produsen rokok yang bermarkas di Kediri, Jawa Timur, ini per akhir Maret 2020 sebesar Rp 23,45 triliun, turun dibanding akhir Desember 2019 Rp 27,71 triliun. Liabilitas jangka pendek turun dari Rp 25,25 triliun menjadi Rp 20,93 triliun. Meski liabilitas jangkanya naik dari Rp 2,45 triliun menjadi Rp 2,51 triliun.
Tidak hanya kinerjanya yang melambat, harga saham perusahaan berkode emiten GGRM ini juga terkoreksi cukup dalam sepanjang tahun ini. Hingga penutupan perdagangan Selasa (28/4), saham ini diperdagangkan di harga Rp 44.050 per saham, turun 16,89% dibandingkan harga akhir 2019 Rp 53.000 per saham.
(Baca: Pendapatan Gudang Garam Lampaui Sampoerna pada Tahun Lalu)