Indeks harga saham gabungan ditutup naik 0,91% ke level 4.639,40 pada perdagangan sesi pertama Senin (11/5). IHSG melaju meski asing masih melepas portofolio saham di Tanah Air.
Investor asing pada perdagangan sesi satu tercatat melakukan aksi jual dengan nilai bersih sebesar Rp 181,95 miliar di seluruh pasar. Saham PT Kalbe Farma Tbk atau KLBF tercatat paling banyak dilepas asing dengan nilai bersih Rp 50,92 miliar. Lalu ada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk atau BBRI sebesar Rp 47,92 miliar dan saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk atau TLKM senilai Rp 26,41 miliar.
Meski begitu, harga saham ketiganya kompak ditutup naik. Harga saham KLBF naik 0,36% menyentuh level Rp 1.405 per saham. Lalu, harga saham BBRI jik 0,39% menjadi Rp 2.600 per saham. Harga saham Saham TLKM bahkan naik hingga 1,57% menjadi Rp 3.240 per saham.
Total volume saham yang diperdagangkan hari ini mencapai 3,33 miliar unit saham dengan nilai transaksi totalnya Rp 2,91 triliun. Sejalan dengan kenaikan indeks, total ada 224 saham yang ditutup naik, 138 saham di zona merah, dan 146 saham sisanya stagnan.
(Baca: Investor Masih Wait and See, IHSG Diprediksi Kembali Melemah)
Kenaikan pada indeks pada sesi pertama ini sejalan dengan bursa-bursa di Asia yang juga bergerak kompak menguat. Nikkei 225 Jepang naik 1,54%, Shanghai SE Composite Tiongkok 0,02%, Hang Seng Index 1,9%, dan Strait Times Index 0,41%.
Bursa FTSE Malaysia juga tercatat bergerak naik hingga 0,39%. Demikian pula bursa Thai Index SE di Thailand 1,71% dan Ho Chi Minh Stock Index di Vietnam 1,31%. Sementara itu, bursa Kospi di Korea Selatan bergerak turun 0,23%.
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai bahwa laju indeks dipengaruhi oleh kesepakatan antara Amerika Serikat dan Tiongkok akan beberapa hal. Kesepakatan tersebut dicapai Wakil Perdana Menteri Tiongkok Liu He yang berbicara dengan Robert Lighthizer dan Steven Mnuchin melalui telepon pada hari Jumat pekan lalu.
(Baca: Harga Emas Dunia Naik, Logam Mulia Antam Stagnan Rp 911 Ribu/Gram)
Kesepakatan antara lain mencakup perlindungan kekayaan intelektual. Tiongkok berjanji untuk meningkatkan perlindungan dan menegakkan hukum di bidang perdagangan, farmasi, dan penjualan produk palsu melalui internet. Dalam hal perdagangan makanan dan barang pertanian, Tiongkok akan mengimpor berbagai produk pertanian dan makanan dari Amerika.
Dalam hal perluasan perdagangan, Tiongkok juga akan membeli setidaknya US$200 miliar barang dan layanan tambahan dari Amerika Serikat dari 2020 hingga 2021. Sejauh ini pembelian dari Tiongkok terhadap Amerika Serikat masih ketinggalan karena target sebelumnya adalah $76,7 miliar di tahun pertama.
"Namun apa daya? Akibat virus sehingga hal tersebut belum dapat terealisasi," kata Nico dalam risetnya pagi ini.