Investasi Berkelanjutan di Pasar Modal Meningkat Pesat sejak 2018

Donang Wahyu|KATADATA
Ilustrasi. Total dana kelolaan pada reksa dana di Indeks Sri Kehati meningkat dari Rp 200 miliar pada 2018 menjadi Rp 2 triliun saat ini.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Agustiyanti
25/8/2020, 21.20 WIB

Investasi berkelanjutan kian diminati di bursa saham domestik dalam dua tahun terakhir. Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI Riki Frindos mengatakan minat ini antara lain terlihat dari  indeks SRI KEHATI yang kini telah memilki 12 reksa dana, bertambah 10 reksa dana sejak 2018.

"Dalam dua tahun terakhir sejak 2018, animo masyarakat, investor, dan fund manager terhadap environmental, social, and governance investment itu meningkat pesat," ujar Riki dalam webinar bertajuk Sustainable Investing Opportunities bagian dari SAFE Forum 2020, Selasa (25/8).

Tak hanya itu, nilai dana kelolaan dalam indeks SRI KEHATI juga meningkat pesat sejak 2018. Total dana kelolaan dalam indeks Sri Kehati hanya sekitar Rp 200 miliar, tetapi saat ini sudah meencapai Rp 2 triliun. "Jadi dalam dua tahun terakhir, peningkatan dana kelolaan investasi di bursa saham Indonesia yang mengacu kepada indeks SRI KEHATI meningkat 10 kali lipat," kata Riki.

Nilai aset reksadana dalam indeks SRI KEHATI juga mampu bertahan di tengah pandemi virus corona Covid-19. Ini terlihat dari masih besarnya arus masuk (dana pada reksa dana dalam indeks SRI KEHATI.

Aliran dana masuk pada reksa dana indeks SRI KEHATI pada Juni 2020 bahkan lebih besar dibandingkan Januari 2020. Pada Juni 2020, inflow reksadana dalam indeks SRI KEHATI mencapai Rp 2,024 miliar., sedangkan pada Januari sebesar Rp 1,869 miliar. "Artinya inflow kepada reksadana SRI KEHATI terus berlanjut ketika krisis ini terjadi di Indonesia," kata dia.

Kendati demikian, Riki menyebut nilai dana kelolaan dalam indeks SRI KEHATI masih sangat kecil dibandingkan jumlah dana kelolaan reksa dana secara keseluruhan yang mencapai Rp 500 triliun. Menurut Riki, dana kelolaan reksa dana yang ada di indeks SRI KEHATI belum mencapai setengah persen dari total dana kelolaan reksa dana.

Namun, dia meyakini dana kelolaan reksadana dalam indeks tersebut bakal semakin meningkat ke depannya. Kondisi ini bakal terjadi karena kesadaran para investor ketika berinvestasi semakin tinggi.

Mereka, lanjut Riki, sudah tak lagi memikirkan keuntungan finansial ketika berinvestasi. Para investor kini juga memikirkan aspek sosial dan lingkungan. "Mereka harus memastikan bahwa investasi mereka tidak mencederai sosial dan lingkungan," katanya.

 Adapun berdasarkan  survei YouGov Omnibus, orang Indonesia paling banyak berinvestasi melalui rekening tabungan. Sebanyak 62 responden dari 1.531 responden yang memiliki rekening tabungan di bank. Bentuk investasi favorit lainnya adalah rekening giro yang dipilih 50 persen responden.

Reporter: Dimas Jarot Bayu